Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dear, Mahasiswa: Buat KKN Jadi Bermakna dan Merdeka dari Ketidaktertiban

18 Agustus 2020   04:20 Diperbarui: 18 Agustus 2020   08:31 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bendera merah putih yang berkibar. 75 tahun Indonesia merdeka ada 7 harapan dan 5 PR untuk memajukan pendidikan kita.| Sumber: Kompas/Mohammad Hilmi Faiq

Mahasiswa tak hanya mengemban tugas untuk belajar di kampus. Teori dan praktikum yang dipelajari sehari-hari juga mesti bisa diimplementasikan dan berguna di tengah masyarakat.Dengan turun langsung ke masyarakat, tentu saja, harapannya mahasiswa paham masalah nyata apa yang ada. Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) jadi awal bagaimana setiap mahasiswa mengenal itu.

Lebih jauh, KKN memiliki misi suci berupa pengabdian kepada masyarakat. Sebab dalam perguruan tinggi terdapat tiga hal yang harus dilaksanakan yakni pengajaran atau pendidikan, riset, dan pengabdian. Oleh karena itu, saat melaksanakan KKN mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan bagi masyarakat.

Selain kiat agar KKN jadi lebih bermakna, masih ada konten menarik dan terpopuler lainnya sebagai berikut:

1. Mahasiswa, Ini 4 Hal yang Bisa Membuat KKN Kamu Berisi!
ilustrasi sukses lulus kuliah. (sumber: shutterstock via kompas.com)
ilustrasi sukses lulus kuliah. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Jika sebagai mahasiswa program KKN kadang sekadar formalitas, mari mulai sekarang ubah pola pikirnya, jadi: buat kegiatan KKN kamu lebih bermakna, lebih berisi dan meninggalkan jejak dan kesan bagi masyarakat. (Baca selengkapnya)

2. Tanpa Peristiwa Rengasdengklok, "Catatan" HUT RI Mungkin Berbeda
Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam). Tampak dari kiri kekanan: GPH Djatikusumo, D. Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. (Kompas/JB Suratno)
Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam). Tampak dari kiri kekanan: GPH Djatikusumo, D. Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. (Kompas/JB Suratno)

Soekarno dan Mohammad Hatta diculik pada dini hari, dan didesak memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Setelah terjadi perundingan dan berbuah kesepakatan soal tanggal proklamasi kemerdekaan, akhirnya pada pukul 03.00 WIB. (Baca selengkapnya)

3. Merdeka dari Wabah Ketidaktertiban
Ilustrasi | shutterstock
Ilustrasi | shutterstock

Kapan kita bisa menjadi masyarakat yang tertib dan menghormati hak orang lain, untuk urusan yang kecil-kecil saja dulu? (Baca selengkapnya)

4. 75 Tahun Indonesia Merdeka, Inilah 7 Benih Harapan dan 5 PR untuk Pendidikan Kita
Ilustrasi bendera merah putih yang berkibar. 75 tahun Indonesia merdeka ada 7 harapan dan 5 PR untuk memajukan pendidikan kita.| Sumber: Kompas/Mohammad Hilmi Faiq
Ilustrasi bendera merah putih yang berkibar. 75 tahun Indonesia merdeka ada 7 harapan dan 5 PR untuk memajukan pendidikan kita.| Sumber: Kompas/Mohammad Hilmi Faiq

75 tahun Indonesia Merdeka, momen yang tepat untuk menyemai 7 benih harapan dan menyelesaikan 5 pekerjaan rumah pendidikan kita. (Baca selengkapnya)

5. Gagal ke Final, MU Tersandung "Batu Krypton" Berwujud Sevilla
Pemain Man United, Bruno Fernandes nampak kecewa usai timnya kalah dari Sevilla pada laga semifinal Liga Europa di Stadion RheinEnergie, Koln, Jerman, Senin (17/8/2020).| Sumber: AFP/Ina Fassbender via Kompas.com
Pemain Man United, Bruno Fernandes nampak kecewa usai timnya kalah dari Sevilla pada laga semifinal Liga Europa di Stadion RheinEnergie, Koln, Jerman, Senin (17/8/2020).| Sumber: AFP/Ina Fassbender via Kompas.com

Tersingkirnya MU di semifinal membuat impian banyak pecinta bola yang mengharapkan MU bakal bertemu Inter Milan di final, jadi ambyar. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun