Warisan penjajah Belanda yang masih dinikmati sampai har ini, tulis Kompasianer Aminuddin Malewa, selain birokrasi, adalah hamparan kebun kopi di pegunungan dan pedalaman di seluruh penjuru Nusantara, termasuk Pulau Sumbawa.
Pada kesempatan kali ini, kita akan dibawanya ke Kabupaten Sumbawa yang dikenal dengan hamparan kebun kopinya.
Menurut cerita, kopi di Kabupaten Sumbawa ini berasal Afrika: melewati Malabar India ke Nusantara dibawa oleh VOC dan sampai ke salah satu pelosok wilayah Indonesia yaitu Dusun Punik di Desa Batu Dulang Kecamatan Batu Lanteh.
Namun ada yang berbeda, Kompasianer Aminuddin Malewa disajikan segelas teh namun bahannya dari kulit kopi yang sudah melalui proses tertentu. Teh, tapi rasanya kopi.
Selain itu, masih ada konten-konten menarik lainnya seperti patung Christopher Columbus yang dirusak ketika aksi Black Live Matter di Amerika Serikat hingga hilirisasi produk desa.
Inilah 5 konten menarik dan terpopuler di kompasiana hari ini!
1. Cascara dan "Desakota" di Rimba Sumbawa
Cascara, teh kulit kopi dari Desa Punik (Foto: Dokumentasi Kompasianer Aminuddin Malewa)
Ada sebuah minuman khas di Kabupaten Sumbawa: Cascara, namanya! Ini merupakan minuman yang disajikan seperti halnya membuat minuman teh, tapi berbahan dasar dari kulit kopi yang sudah melalui proses.
Sehingga ketika disajikan kita akan merasakan sensasi teh, tetapi dengan rasa kopi. Pernah mencobanya? (Baca selengkapnya)
2. Apa Salah Christopher Columbus pada George Floyd? Patungnya Rusak di Mana-mana
Patung Columbus dihancurkan di Saint Paul, Minnesota. Sumber :minnesota.cbslocal.com
Sesungguhnya peristiwa anti terhadap (patung) Columbus sudah terjadi sangat lama. Sebagian besar warga AS tidak percaya Columbus menemukan Amerika utara meskipun dalam buku pelajaran dasar sejarah di AS mengakui hal tersebut. (Baca selengkapnya)Â
3. Jurus Tandur Hilirisasi Produk Desa
ilustrasi warga di desa. (foto: KOMPAS/ANASTASIA JOICE)
Sampai kapan desa tak lagi disebut sebagai penyokong terbesar kemiskinan negeri ini dan bagaimana solusinya?
Hilirisasi produk desa barangkali bisa memulai untuk memupus paradigma itu.