Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Terpopuler: Stigma Mahasiswa Psikologi hingga Indonesia Melawan Kutukan Masa Lalu

8 Juni 2020   05:16 Diperbarui: 8 Juni 2020   05:21 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mahasiswa tidak terlepas dari stigma, baik tentang kehidupannya hingga bidang studi yang mereka pelajari. Begitu pula ketika sudah lulus dan mendapatkan gelar sarjana, beban sosial yang dirasakan boleh jadi bertambah.

Berbicara tentang bidang studi, kira-kira apa yang terlintas di benak kalian jika terlintas kata Mahasiswa Psikologi?

Kompasianer Seto Wicaksono menuliskan pengalamannya dalam artikelnya yang menjadi populer kemarin.

"Bagi saya, anggapan anak Psikologi bisa membaca kepribadian seseorang dan disangka cenayang hanyalah pertanyaan template nan sederhana yang sudah biasa saya (juga anak Psikologi lainnya) terima", ujarnya

Selain artikel tersebut yang menarik pembaca, terdapat juga ulasan tentang dua isu utama bangsa Indonesia yang bisa kita katakan sebagai "kutukan". Apakah "kutukan" yang dimaksud itu? 

Inilah daftar konten terpopuler di Kompasiana kemarin:

Problematika Mahasiswa Psikologi, Sering Dicurhatin hingga Dianggap Cenayang

Ilustrasi (study.com)
Ilustrasi (study.com)
Sebagai lulusan Psikologi, nggak jarang dianggap bisa menyelesaikan masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar. Pada titik ini, rasanya sudah betul-betul begah dianggap tahu segala hanya karena mempelajari ilmu kejiwaan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia.

Padahal kan, nggak semudah itu juga menelusuri alam pikiran individu satu dengan lainnya. Lagian nih ya, kayaknya nggak harus jadi mahasiswa Psikologi deh untuk bisa menyelesaikan suatu permasalahan. (Baca Selengkapnya)

5 Ganda Campuran Paling Diwaspadai China di Olimpiade 2021

Ilustrasi Cincin Olimpiade ditampilkan di depan lokasi pembangunan Stadion Nasional Baru, Tokyo, Jepang, 3 Jul 2019 (channelnewsasia.com/Reuters/Issei Kato)
Ilustrasi Cincin Olimpiade ditampilkan di depan lokasi pembangunan Stadion Nasional Baru, Tokyo, Jepang, 3 Jul 2019 (channelnewsasia.com/Reuters/Issei Kato)
Menyadari dominasinya mulai terusik, China tentunya akan menyusun strategi menghadapi beberapa pasangan yang dianggap paling memungkinkan untuk menjadi batu sandungan bagi kedua pasangan mereka.

Terlebih perhelatan olimpiade Tokyo yang seyogyanya diselenggarakan tahun 2020 diundur ke tahun 2021, China masih punya cukup waktu untuk menganalisis kelemahan pasangan mereka dan strategi yang akan mereka terapkan untuk menghadapi beberapa ganda campuran yang mengganjal langkah mereka belakangan ini. (Baca Selengkapnya)

Mampukah Indonesia Melawan "Kutukan" Masa Lalu?

wikivisually.com/wiki/Japanese occupation of the Dutch East Indies
wikivisually.com/wiki/Japanese occupation of the Dutch East Indies
Berbicara kutukan maka bicara tentang suatu peristiwa yang terjadi di masa lalu dan masih dianggap terjadi hingga saat ini. Umumnya kutukan identik dengan hal-hal buruk yang menimpa seseorang atau kelompok masyarakat karena ulahnya sendiri.

Lalu, bagaimana jika penjajahan kolonial masa lalu terhadap Indonesia menyisakan beberapa kutukan bagi negeri ini hingga sekarang? (Baca Selengkapnya)

30 Tahun Jadi Penyuluh KB, Baru Kali Ini Saya...

Ilustrasi Penyuluhan Keluarga Berencana | Property of Tribunnews.com
Ilustrasi Penyuluhan Keluarga Berencana | Property of Tribunnews.com
Tiga puluh tahun di sana, tentu bukan waktu yang singkat. Wajar jika sebagai orang kesehatan, saya sangat mudah dikenal oleh masyarakat. Ibaratnya, cukup dengan menyebut nama 'Sae...' semua orang tahu, di mana saya berada. Kayak artis tingkat kecamatan. (Baca Selengkapnya)

Mengapa Pewawancara Kerja Sering Menanyakan Ini dan Bagaimana Menyikapinya?

Ilustrasi pelamar kerja (Sumber: www. istockphoto.com)
Ilustrasi pelamar kerja (Sumber: www. istockphoto.com)
Seseorang yang telah merasakan bekerja pada suatu institusi atau perusahaan, hampir pasti pernah melewati tahap seleksi yang satu ini. Ya, sebuah tahapan kritis ketika seorang pencari kerja menghadapi seorang atau beberapa orang  pewawancara kerja.

Seringkali terjadi, fase ini menjadi batu sandungan hasrat hati seseorang memasuki dunia kerja. (Baca Selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun