Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) kemarin, kabar bahagia menjadi kado istimewa bagi siswa SMU/SMK. Hari itu mereka mendapatkan pengumuman sekaligus menerima ijazah atau sertifikat kelulusan daring (online).
Tentu saja ini menjadi sejarah bagi dunia pendidikan kita sebab baru pertama kalinya peserta didik tidak mengalami tahap ujian nasional dalam meraih kelulusan.
Di saat situasi wabah Covid-19 yang terus meningkat, Sialnya mereka tidak bisa mengekspresikan kegembiraannya, seperti tradisi yang biasanya dilakukan para siswa pendahulu mereka.
Selain tema kelulusan yang ramai dibaca, terdapat juga artikel lain yang menarik, seperti yang ditulis Kompasianer Franklin Towoliu yang menganalisis kemarahan Bupati Bolaang Mangondow Timur, Sulut kepada Mensos tentang data bantuan sosial.
Berikut 5 konten menarik yang populer kemarin:
1. Lulus Jalur Corona, Bangga atau Lara?
Berbanggalah meski ada duka karena tidak ada pesta yang seperti biasanya, kelulusan kalian akan tercatat dalam sejarah bangsa dan bisa menjadi acuan bagi sistem kelulusan di masa mendatang. (Baca Selengkapnya)
2. Kritik Keras Wacana Relaksasi PSBB
Sebab, saat PSBB seperti sekarang ini saja masyarakat masih banyak yang terang-terangan melanggar apalagi jika kemudian dilonggarkan. Tidak ada jaminan juga setelah releksasi masyarakat tidak akan mengeluh lagi. (Baca Selengkapnya)
3. Prediksi Keruntuhan Juche Jika Kim Jong Un Meninggal
4. Wahai PLN, Tak Bisakah Beri Kami Keringanan?
Sekaya apa pun seseorang, saat ini semua jelas terkena dampak. Kenapa? Karena roda ekonomi sedang kurang lancar.Â
Bukankah sudah banyak kasus mereka yang berpendapatan besar pun kini badannya mulai 'meriang' karena dihadang banyak kebutuhan. Sementara penghasilan tidak lagi maksimal seperti sebelumnya. (Baca Selengkapnya)
5. Meraba Resah di Balik Heboh Amukan Bupati pada Mensos
Lalu apa motif positif dari Kemarahan seorang Bupati Sehan Landjar (ini kepala Daerah Kabupaten Bolaangmongondow Timur Provinsi Sulawesi Utara) yang setahu saya orang baik dan loyal terhadap rakyat?
Rupanya disitulah letak pemicu atau motif kemarahan pak bupati. Yaitu, sikap loyal dan kebaikan hatinya pada rakyat. Ibarat seorang bapak, beliau resah menunggu bantuan BLT yang tak kunjung datang. (Baca Selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H