"Ketika pengalaman tidak positif terus berulang, maka akan semakin berat dan pada akhirnya menjadikan seseorang mengalami psikosomatis, sakit karena pikiran," tulis Kompasianer Endro S. Efendi.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, cobalah jawab dengan jujur pada diri sendiri. Terlebih, tak perlu tertekan, menghakimi, atau mengkritik jawaban dari diri sendiri. (Baca selengkapnya)
5. Anomali Angka Terinfeksi Covid-19 dan Rendahnya Angka Kematian di Jerman
Apa yang berbeda dari cara Indonesia dan Jerman dalam merespon pandemi Covid-19?
Dari apa yang dirasakan sendiri oleh Kompasianer Denny Boos, setidaknya ada 3 catatan penting yang bisa jadi pembelajaran bagi kita, yakni (1) Informasi yang update lewat Media; (2) Mengadakan tes Masif dan melacak kontak-kontak orang yang terinfeksi; (3) Rasa percaya masyarakat terhadap Pemerintah.
Secara umum, tulis Kompasianer Denny Boos, Jerman juga memberlakukan social-physical distancing, tapi ada beberapa kota yang memberlakukan lockdown.
Hal ini terbukti, hasilnya adalah rendahnya angka terinfeksi dan meninggal dari 16 negara bagian lainnya di Jerman.
Namun, ada yang ingin ditekankan oleh Kompasianer Denny Boos yaitu lakukan tes masif.
"Jika ingin mengontrol pandemi ini maka kita harus tahu siapa yang terinfeksi. Bagaimana caranya? Melakukan tes! Seperti anjuran badan kesehatan dunia (WHO): Tes, tes, tes!" lanjutnya. (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H