Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Buat yang Jenuh WFH, Dapat Salam dari Freelancer!

17 April 2020   20:24 Diperbarui: 23 April 2020   17:28 1825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia adalah seorang fulltime blogger yang bekerja dari rumah. Sementara lingkungan sekitarnya tetap berpegang dengan pemahaman bahwa seorang yang bekerja haruslah beraktivitas di kantor.

"Libur Mas?"
"Nggak kerja Mas?"
"Kerja apa sih Mas, kok di rumah terus?"

Demikianlah pertanyaan yang kerap dilontarkan tetangga kepada Himam Miladi berulang kali. Yosh Aditya (29) seorang Public Speaker menceritakan pengalaman serupa kepada kami. Orang lain ternyata kerap meragukan pekerjaannya dengan nada meremehkan. "Oh freelance? Oh MC ya? Udah pernah ngemsi di mana aja?"

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya bisa dijawab tapi tak akan pernah memuaskan Si Penanya. Maklum, orang yang biasanya bertanya memang biasanya belum memahami bagaimana konsep bekerja dari rumah.

Mantan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri pernah menyampaikan dalam sebuah kesempatan audiensi tertutup kepada Kompasiana tentang ancaman hilangnya mata pencaharian tradisional, digantikan dengan jenis pekerjaan model baru yang mengandalkan digital (baca juga di Kompas.com).

Pekerjaan baru ini, adalah pekerjaan-pekerjaan yang tidak atau belum dikenal oleh masyarakat kita kebanyakan. Salah satunya, dengan pola bekerja dari rumah.

"Ketika saya jawab menulis atau ngeblog, banyak tetangga, teman, juga keluarga sendiri yang belum bisa menerima bahwa menulis itu jenis pekerjaan dan pilihan karir. Anggapan mereka, menulis itu hobi. Sedangkan karir sungguhan yang kerjanya menulis itu cuma wartawan. Padahal kan, beda banget," ungkap Himam Miladi.

Freelancer Sudah WFH Sejak Dulu Kala
Seorang narasumber kami yang berprofesi sebagai penerjemah sempat mengungkapkan keheranan saat melihat teman satu kosnya --yang adalah pekerja kantoran-- mengalami kendala koordinasi selama WFH.

"Ternyata bekerja dari rumah tuh bisa terasa segitu sulitnya ya bagi kalian. Bagi beberapa orang yang tidak biasa WFH," demikian ungkap Maria Dolorosa Farah Diena (29). Ia telah memutuskan untuk menjadi freelancer purnawaktu sejak 2016 hingga membuka badan layanan bahasa sendiri pada tahun 2018 di rumahnya.

Keheranan Diena ini mungkin mewakili ketakjuban para freelancer lain ketika menyaksikan reaksi masyarakat yang "terpaksa" WFH sebulan belakangan.

"Terima aja. Kapan lagi lo bisa stay di rumah. Manusia kok gak ada puas-puasnya. Pas kerja minta libur, pas libur minta kerja. Yaudah, lah. Malah hemat kok stay di rumah," ujar Yosh menanggapi perilaku orang-orang yang menyuarakan kejenuhannya bekerja dari rumah.

Tapi ternyata tidak semua freelancer terbiasa kerja dari rumah. Memang, bisa atau tidaknya seseorang WFH sesungguhnya juga ditentukan oleh sektor industri dan jenis aktivitasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun