Pada masa pandemi seperti ini, ternyata berdampak juga pada petani kopi dan karet. Harganya "terjun bebas" di pasaran.
Belum lagi masih ada kendala cuaca yang membuat buah kopi tidak begitu lebat dan karena sering hujan, bunga kopi jadi rontok. Saat ini gudang kopi banyak yang tutup dan distribusi kopi ke provinsi lain begitu terhambat.
Namun, yang jauh lebih menyekitkan para petani yaitu saat mereka juga mesti membagi hasil kepada pemilik kebun. Distribusi macet, jalan-jalan sepi, berbagai profesi seakan berhenti.
Selain laporan atas jatuhnya harga kopi dan karet, masih ada kabar menarik lainnya seperti etik stafsus Presiden hingga temuan jejak orang-orang Madyan, Aikah, dan Rass.
Berikut 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana:
1. Harga Karet dan Kopi Terjun Bebas, Luar Binasa!
Kolase -- Karet dan Kopi. (Foto: Anton Visuanto dan bengkuluinteraktif.com)
Semenjak Covid-19 menyerang, karet hanya dihargai Rp 2.000-3.000 saja per kilogramnya. Harga itu begitu jatuh murah dan terjun dari standar harga. Normalnya, karet dijual seharga Rp 4.000-6.000/kg (Selengkapnya baca di sini)
2. Merekatkan Kembali Bonding dengan Anak, Yuk Memasak
Cooking oleh Anna Prosekova - Foto: pixabay.com
Beberapa minggu di rumah jenuh mulai menghinggapi. Kegiatan yang dilakukan dan terinspirasi sosmed sudah hampir semua dilakukan.
Namun, banyak yang mungkin terlupakan dalam aktivitas keluarga adalah membaca dan memasak. Bagaimana jika kedua aktivitas ini dilakukan bersama, membaca buku sembari memasak bersama? (Selengkapnya baca di sini)
3. Rekomendasi Kompilasi Film Perang Dunia Terbaik untuk Menemani Saat Rebahan Anda
Sumber gambar: letterboxd.com/film/1917
Kamu punya rekomendasi film apa saja untuk menemani selama masa karantina ini? Kompasianer satu ini punya rekomendasi film bertemakan perang dunia. Apa saja rekomendasinya? (Selengkapnya baca di sini)
4. Staf Khusus Presiden, Amartha, dan Etika Bisnis yang Tercoreng
foto staf khusus presiden: KOMPAS.com
Bagi manajemen Amartha yang pimpinan tertingginya masih campur-sari antara Bisnis Amartha dengan Politik Istana maka etika bisnis menjadi imperatif.
Tim direksi Amartha secara kolektif kolegial seyogianya juga memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip yang berlaku dalam etika bisnis dalam bertindak memutar roda bisnisnya. Agar tetap berjalan pada rel yang terhormat, yang 'honorable'. (Selengkapnya baca di sini)