Demi menangkal penyebaran Covid-19 sejumlah masyarakat melakukan pencegahan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan masker bedah atau masker kesehatan.
Bahkan, dampaknya, masker di sejumlah outlet kesehatan kehabisan stok. Sehingga, pembatasan pembelian terpaksa diterapkan.
Selain itu sebenarnya kita juga mesti sadar pasca-penggunaan: jika masker-masker tersebut tak lagi layak digunakan, meningat limbah masker akan menumpuk jika tidak dibenahi dengan baik.
Kemudian limbah masker medis ini juga harus diperhatikan cara membuangnya. Sebab dengan jumlah peningkatan yang relatif banyak, tidak sedikit kita temukan bekas masker-masker itu tergeletak begitu saja di jalan atau tempat umum lainnya. Dan jangan sampai ini menjadi permasalahan baru.
Tak hanya pembahasan tentang limbah masker, pada pekan ini Kompasiana terdapat juga konten menarik lainnya seperti cara pekerjaan pembutik bawang di Brebes hingga bagaimana menentukan mengatur waktu makan agar tubuh akan lebih sehat dan berat badan tetap terjaga.
Berikut ini 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan.
1. Iuran BPJS Kesehatan Batal Naik, Tetapi Bagaimana dengan Uang Kelebihannya?
Mulai 1 Januari 2020 iuran BPJS Kesehatan mengalami kenaikan. Hal itu bukan tanpa alasan, sebab kenaikan iuran adalah untuk bisa menambal defisitnya BPJS.
Namun dengan judicial review yang diajukan oleh Tony Richard atas nama Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) tentang Jaminan Kesehatan telah menuai hasil: Mahkamah Agung (MA) membatalkan peraturan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan.
Atas putusan tersebut, tulis Kompasianer Himam Miladi, berkaitan dengan restitusi atau pengembalian kelebihan iuran yang sudahterlanjur dibayarkan peserta BPJS Kesehatan.
"Jika pemerintah tidak segera melaksanakan putusan MA,peserta BPJS masih akan membayar iuran sesuai tarif terbaru.
Dengan begitu, beban pemerintah untuk mengembalikan kelebihan pembayaran juga akan semakinbesar," tulis Kompasianer Himam Miladi.
Akan tetapi, bagaimana cara dan mekanismenya? (Baca selengkapnya)
2. Peran Vital Perempuan Pembutik Bawang Merah di Brebes
Jika ada yang tengah berkunjung ke Kabupaten Brebes, JawaTengah, pasti akan teringat dengan Telor Asin, Sate Blengong dan Bawang Merahnya.
Bawang merah dari Brebes ini sudah terkenal se-Indonesia, karena selain kualitasnya yang tak terbantahkan, Kabupaten Brebes juga sebagai penyuplai kebutuhan bawang merah nasional.
Kompasianer Adi Assegaf menceritakan bagaimana bawang merah dari Brebes ini bisa terjaga kualitasnya karena peran pembutik yang mayoritas dilakukan oleh perempuan.
Setiap pagi, tulis Kompasianer Adi Assegaf, mulai dari pukul 7, bersamaan dengan anak-anak berangkat sekolah, para ibu pembutik bawang di Brebes.
"Peran pembutik sangat vital, meskipun ada mesin canggih namun keberadaan mereka masih belum dan tidak akan tergantikan hingga hari ini," lanjutnya. (Baca selengkapnya)
3. Ancaman Lain Covid-19 di Indonesia, Waspada Lonjakan Sampah Masker!
Permintaan akan masker tiba-tiba melonjak tinggi. Tidak sedikit bahkan penjual masker menaikan harga masker per kotak dengan harga yang mahal.
Tentu hal tersebut tidak bisa kita elakkan. Sebagaimana hukum pasar: semakain tinggi permintaan semakin tinggi pula harga pasaran
Ketakutan dan kepanikan yang terjadi, menurut Kompasianer Hendra Wardhana, telah mendorong banyak orang mengekspresikan kewaspadaan dengan cara berlebihan.
Salah satu yang paling mencolok adalah beramai-ramai membeli masker. "Upaya edukasi mengenai penggunaan masker yang tepatdan bahwa orang sehat tidak perlu berburu masker telah dilakukan.
Namun, aksi berburu masker tetap terjadi," lanjutnya. (Baca selengkapnya)
4. Hari Perempuan Sedunia: Kami Benci Patriarki, Bukan Laki-laki
Gerakan feminisme acap kali diartikan sebagaimana perempuan sungguh tidak suka hubungan relasi kuasa antara mereka dengan para laki-laki.
Padahal yang terjadi bukanlah itu. Fenomena saat ini, seperti yang ditulis Kompasianer Anung Hanindita, banyak yang menyebut bahwa orang-orang yang membenci patriarki juga membenci laki-laki.
Hal tersebut tentu saja tidak benar. "Sejatinya hidup," tulis Anung, "laki-laki dan perempuan sebaiknya tidak saling meremehkan ataupun merendahkan. Tidak ada aturan pakem bahwa ABC harus dilakukan laki-laki ataupun 123 harus diurus perempuan, tidak!"
"Sebab, pemberian amanah kepada seseorang dilandaskan atas "kemampuan", bukan laki-laki atau perempuan," imbuhnya. (Baca selengkapnya)
5. Rahasia Waktu Makan yang Bikin Kurus
Penyebab kegemukan yang sering terjadi adalah jumlah kalori makanan yang masuk lebih banyak dibandingkan kalori energi yang digunakan untuk beraktivitas.
Idealnya kedua hal tersebut dapat terjaga seimbang. Namun, tulis Dokter Jefry Albary, di era perkembangan zaman yang serba instan ini sulit untuk menjaganya.
Ketika waktunya makan atau sedang lapar, kita dimudahkan oleh beragam fasilitas yang ada.
Di sisi lain kita juga kerap lupa, bahwa dalam satu hari seseorang perlu berjalan sebanyak 10.000 langkah Padahal dengan memodifikasi timing makan, tubuh akan lebih sehat dan berat badan akan terjaga.
Berikut ini beberapa tips yang perludiperhatikan dalam waktu makan menurut Dokter Jefry Albary Tribowo. (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H