Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

[Populer dalam Sepekan] Situs-situs Ilegal Diblokir | Perayaan Natal 2019 | Jadi Kaya atau Terlihat Kaya?

29 Desember 2019   08:44 Diperbarui: 29 Desember 2019   11:42 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menonton film streaming. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Pernyataan Menkominfo Johnny Plate atas laporan yang ia terima mengenai situs-situs ilegal yang akan diblokir tahun 2020 menjadi perbincangan masyarakat.

Keseriusan ini, menurut Johnny, akan ada tindakan hukum bagi operator yang masih membandel.

Kendati begitu, selain melakukan pemblokiran, Menteri Kominfo juga mengatakan bahwa publik bisa saja membuat aplikasi atau portal streaming film. Dengan syarat, harus menghadirkan konten yang legal.

"Kalau ingin memiliki situs atau portal aplikasi film tentu boleh, silahkan ajukan izinnya. Kami akan bantu memfasilitasi. Tapi jangan aplikasi ilegal apalagi mengedarkan film ilegal dan bajakan," terang Johnny.

Selain isu dan wacana mengenai pemblokiran situs-situs ilegal, pada pekan ini Kompasiana juga diramaikan dengan tulisan-tulisan perayaan natal hingga refleksi tahun 2019, khususnya bidang politik.

Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan: 

1. Situs Film Ilegal dalam Perspektif Penonton Budiman

KompasianernBergman Siahaan membuka tulisannya dengan amat menarik: Situs-situs penyedia film gratisan berulang kali diblokir dan berulang kali pula reinkarnasi. 

Kali ini ia coba mengambil sudut penonton budiam, di mana  orang yang menyukai dan menghargai karya seni serta tidak ingin terkesan mencuri. 

Dahulu kala, tulisnya, ada bisnis rental film. Sejak kaset VHS di tahun 80-an hingga DVD yang laris di tahun 2000an. Para pecinta film bisa menikmati film favorit mereka dengan biaya sewa yang relatif murah.

"Benarkah penonton budiman hanya ingin yang gratisan? Benarkah pendapatan bioskop dan PH menguap karena online streaming?" tanyanya. (Baca selengkapnya)

2. Situs IndoXXI akan Dihapus, Pemerintah Sudah Punya Solusi untuk Menggantinya?

Menurut Kompasianer Deddy Husein, menghapus sesuatu yang sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat itu bukanlah pekerjaan yang mudah. 

Pemerintah memang tidak hanya IndoXXI yang menjadi situs download film ilegal di Indonesia. Namun, keberadaan IndoXXI jauh lebih besar pengaruhnya dibandingkan situs lain.

Makanya tidak begitu mengherankan jika situs tersebut menjadi perhatian masyarakat ---termasuk pemerintah.

"Akankah pemerintah memiliki solusi yang tepat dan dapat menawarkan pengganti dari "kehilangan" yang dirasakan oleh masyarakat?" tulis Kompasianer Deddy Husein. (Baca selengkapnya)

3. Antara Safari Natal Anies, "The Two Popes", dan Pesan Natal 2019

Pada perayaan natal tahun ini, Anies melakukan safari ke beberapa gereja saat malam natal. Ia disambut dengan begitu antusias oleh jemaat gereja.

Kunjungan tersebut mengingatkan Kompasianer Widha Karina pada film The Two Popers dalam dialog Paus Benediktus XVI ke Kardinal Jorge Bergoglio.

"This popularity of yours. Is there a trick to it?"

"I just try to be myself."

"Oh... Whenever I try to be myself, people don't seem to like me very much. Also, there's no option since I'm obliged to be Pope."

Hal itu tercermin pada pesan yang disampaikan Anies Baswedan ketika mendapatangi gereja tempat Kompasianer Widha Karina hadiri.

"Kami di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga terus berkomitmen mendorong semangat kebersamaan antarwarga dan komunitas Ibu Kota," tulis Widha Karina ketika menyimak pesan dari Anies Baswedan. (Baca selengkapnya)

4. Hingar-bingar Komunikasi Politik 2019

Tahun ini, tulis Kompasianer Yudhi Hertanto, merupakan periode komunikasi yang melelahkan dalam kerangka politik. Sebagai tahun politik, hingar-bingar dan keriuhan kontestasi politik tidak dapat dipisahkan.

Dari drama politik hingga nama para calon santer beredar secara liar. Hal ini, menurutnya, kutub pemilihan terbagi menjadi dua bagian, seolah sekuel dari pertarungan politik ulangan di 2014.

Apalagi ketika masa kampanye. Kita dengan mudah mencatat bagaimana media sosial dan media lainnya menjadi model komunikasi yang mudah dikonsumsi publik. 

"Problemnya, tingkat literasi yang rendah, rentan dimanipulasi," tulis Kompasianer Yudhi Hertanto. (Baca selengkapnya)

5. Pilih "Jadi Kaya" atau "Terlihat Kaya"?

Seorang bapak berusia sekitar 80 tahun, tulis Kompasianer Adica Wirawan, terlihat menyantap seporsi makanan di sebuah warung kecil. Penampilannya sangat sederhana. Ia hanya mengenakan kaos hijau berkerah.

Bapak tua itu amat tidak asing. Ketika ada seseorang memotretnya dan diunggah ke media sosial ternyata viral. Ya, bapak tua itu adalah Michael Hartono, dalah satu pemilik perusahaan rokok Djarum dan Bank BCA.

"Kalau dilihat dari jumlah kekayaannya yang mencapai ratusan triliun rupiah, sebetulnya Michael Hartono bisa menjalani hidup dalam kemewahan," tulis Kompasianer Adica Wirawan.

Apalagi, lanjutnya, sesungguhnya ia bisa menyantap makanan mahal, memakai pakaian bermerek, menggunakan jam tangan berlapis emas, dan mengenakan sepatu yang harganya bikin tercengang. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun