Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

[Populer dalam Sepekan] Nasionalisme a la Agnez Mo | UN Dihapus? | "Prank" Ojol yang Tak Lucu

1 Desember 2019   21:59 Diperbarui: 2 Desember 2019   05:48 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyanyi Agnez Mo saat gladi bersih Lazada Super Par7y di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Selasa (26/3/2019). (KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG)

Cuplikan tayangan Agnez Mo dalam wawancaranya pada program BUILD Series di New York, Amerika Serikat menuai kontroversi.

Dalam program tersebut, memang Agnez Mo bilang bahwa ia mengaku tidak memiliki darah Indonesia sama sekali, melainkan dia adalah keturunan Jerman, Jepang, dan China.

Sayangnya pesan tersebut dipahami secara tidak utuh alias melepas konteks yang diperbincangkan sehingga muncul anggapan bahwa Agnez Mo sama sekali tidak nasionalis.

Atas kontroversi tersebut Agnez Mo langsung membuat klarifikasi lewat media sosial kalau ia tumbuh dalam budaya yang beragam.

"Saya tumbuh dalam budaya yang beragam. Inklusi budaya adalah yang saya pilih. Bhineka Tunggal Ika berarti bersatu dalam keberagaman. Saya menyukai ketika saya bisa berbagi sesuatu tentang asal dan negara saya," kata Agnez.

Selain riuhnya kontroversi Agnez Mo, pada pekan ini kompasiana juga diramaikan dengan harapan dan banyak saran kala peringatan Hari Guru 2019 hingga ada kisah mengenai kendaraan jadul Honda Win 100.

Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Pahami Tiga Poin Pernyataan Agnez Ini agar Terhindar Baper

Pernyataan terbuka Agnez mematik reaksi beragam. Umumnya, sepengetahuan dari Kompasianer Yon Bayu, sangat menyayangkan dan menganggap sebagai aktualisasi sikap kurang nasionalis.

Bahkan, lanjutnya, jika sandingkan dengan cerita Malin Kundang, Agnez disebut durhaka terhadap Ibu Pertiwi.

Namun, tidak sedikit yang membela Agnez Mo atas ucapannya tersebut.

"Untuk bisa dapat memahami pernyataan Agnez secara komprehensif, tentu bukan hanya sekedar dengan membaca atau mendengar utuh wawancara dan klarifikasinya. Kita harus melihat dalam lingkup yang lebih luas, termasuk kondisi sosial politik saat ini," tulis Kompasianer Yon Bayu. (Baca selengkapnya)

2. Pidato Nadiem untuk Hari Guru, 5 Perubahan Kecil Itu Sangatlah Berarti, Pak!

Salinan transkrip pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim pada peringatan Hari Guru Nasional mendapat banyak sambutan positif.

Selain karena pidato tersebut singkat, tertulis pula beberapa solusi atas permasalahan pendidikan di Indonesia.

Akan tetapi, sebagai guru, Kompasianer Ozy Alandika menuliskan curahan hatinya mengenai permasalahan nyata dan dihadapi selama ia menjadi guru.

"Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Mas Nadiem, Hapus Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional!

Yang kemudian ramai pasca-peringatan Hari Guru 2019 yakni penghapusan Ujian Nasional (UN) oleh Mendikbud Nadiem Makarim.

Tentu ada yang pro dan kontra atas usulan tersebut. Apalagi, seperti yang kita tahu, kini Ujian Nasional bukan lagi syarat utama kelulusan peserta didik.

Akan tetapi, mengenai penghapusan Ujian Naional ini, Kompasianer Almizan membagikan pandangannya, terlebih mengenai tujuan dari pendidikan itu sendiri.

"Tujuan utamanya adalah mendorong kreativitas dan improvisiasi murid. Sistem hafalan yang berlaku sejauh ini tidak dapat melakukan itu dan oleh karena itu akan ditinggalkan sama sekali," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Hentikan "Prank" Ojol, Mereka Sedang Bekerja Mencari Nafkah Bukan untuk Dipermainkan

Kompasianer Herri Mulyono geram ketika mendapati konten video prank tukang ojek online.

Prank terhadap ojek online, lanjutnya, dengan beragam rupa orderan fiktif, cancel order (membatalkan pesanan), atau menyengaja membuat driver (pengemudi) ojol menunggu lama, benar-benar keterlaluan.

"Prank tidak lagi menjadi candaan. Luapan emosi pengendara ojol yang dulunya diganti dengan uang sebagai 'ongkos' candaan, berubah menjadi rugi," tulis Kompasianer Herri Mulyono.

Sekadar informasi tambahan: prank merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada sebuah lelucon, atau candaan yang dikemas dalam bentuk drama dengan tujuan untuk membuat korbannya terkejut, merasa marah, sedih, dan bentuk perasaan lainnya. (Baca selengkapnya)

5. Anomali Honda Win 100

Apa yang kamu bayangkan ketika melihat motor Honda Win 100 terparkir di dekatmu?

Dari banyak jawaban yang didapat, ternyata yang mereka ingat terhadap motor itu adalah PNS, petugas pos, dan pekerja kantoran.

Hingga pada satu hari Kompasianer Ryan Perdana mendapati bahwa motor Honda Win 100 sedang dicari oleh banyak orang.

"Tren saat ini masih belum beranjak dari RX King, Honda C70, Astrea Prima, dan Honda Grand Bulus. Namun akhir-akhir ini, Win menyodok ke klasemen atas motor lawas yang diburu pembeli dan pedagang yang enggan kehilangan momen," tulisnya, ketika mendatangi temannya yang memiliki usaha bengkel. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun