Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

[Populer dalam Sepekan] Viralnya Iklan Trader di Youtube | Sertifikasi untuk Menikah | Makna Lain Pelukan

24 November 2019   18:32 Diperbarui: 25 November 2019   07:11 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasar modal (sumber: Thinkstock via kompas.com)

Iklan berdurasi 2,5 menit mengenai jual-beli saham di internet yang tayang di platform YouTube tiba-tiba menjadi banyak perbincangan banyak warganet.

Bagaimana tidak, laki-laki yang memerankan itu menjelaskan bahwa bisa mendapat uang penghasilan sekitar 1.000 USD per-hari tanpa keluar rumah.

Tidak hanya seputar pesan yang ada dalam iklan tersebut, warganet juga membuat banyak candaan mengenai perawakan Budi Setiawan, laki-laki yang ada dalam video tersebut, dari bentuk rambutnya hingga sosok palsu di baliknya yang ternyata bukan seorang trader.

Namun, sebagai kampanye sebuah brand, apakah cara tersebut telah berhasil?

Selain artikel mengenai iklan tersebut masih ada artikel menarik lainnya yang tayang di Kompasiana pada pekan ini seperti, sertifikat layak nikah hingga tip menjadi penerjemah yang baik.

Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Menilik Binomo dan "Si Trader" Budi Setiawan yang Jadi Bahan Gunjingan

Budi Setiawan mengaku dapat menghasilkan 1.000 USD per-hari tanpa keluar rumah. Ia muncul dengan dandanan unik, begitu santai melakukan presentasi sembari berjalan di halaman rumah yang mewah.

Dari tayangan iklan tersebut, Budi Setiawan seperti menjual kebahagiaan, kekayaan, dan kesuksesan dengan duduk manis di depan internet saja.

Tetapi, apakah dengan viralnya iklan tersebut dapat merangsang orang muda untuk melakukan jual-beli saham?

"Melakukan trading memang menggiurkan. Dan sekarang memang kegiatan ini sedang memiliki tren lantaran kemudahan akses dan berbagai tawaran cashback ataupun keuntungan lain," tulis Kompasianer Ikrom Zain. (Baca selengkapnya)

2. Plus Minus Bimbingan Perkawinan dan Sertifikat Layak Nikah

Menko PMK Muhadjir Effendy mengeluarkan wacana kebijakan mengejutkan, ia ingin menerapkan sertifikasi perkawinan

Melalui program tersebut, para calon mempelai nantinya diwajibkan untuk mengikuti kelas atau bimbingan pranikah untuk memperoleh sertifikat.

Secara teknis, tulis Kompasianer Muis Sunarya, pelaksanaan bimbingan perkawinan atau pranikah di KUA, yang (sekarang) penyelenggara dan penanggungjawabnya adalah Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten selama dua hari minimal sebulan sekali.

"Pengalaman di DKI Jakarta (atau bisa jadi di wilayah lain) dan sudah berjalan dalam setahun ini, bahwa sertifikat layak nikah/kawin dari Puskesmas dan syarat yang wajib dipenuhi oleh calon mempelai dalam pelayanan administrasi pernikahan di kelurahan," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Jurus "Blitzkrieg" untuk "Security Approach" ala Jokowi

Setidaknya sudah 1 bulan pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin bekerja.\

Kompasianer Hari Wiryawan melihat seperti ada agenda lain dari cara Jokowi memilih, memilah, dan menempatkan pos-pos kementeriannya lewat Kabinet Indonesia Maju (KIM).

"Ibarat burung, KIM memiliki dua sayap yaitu sayap ekonomi kreatif menyongsong masa depan dengan citra anak muda, dan sayap politik keamanan yang digawangi Tito dan Fahrul," tulis Kompasianer Hari Wiryawan.

Kira-kira akan seperti apa pada Jilid 2 ini? (Baca selengkapnya)

4. Tip dan Aturan Menjadi Penerjemah yang Baik

Setidaknya ada 10 poin untuk kamu yang ingin belajar menjadi penerjemah yang --bukan hanya benar, malainkan baik.

Dari ke-10 itu, ada beberapa poin menarik yang bisa dibahas lebih lanjut seperti penggunaan "Bahasa Ibu" dalam terjemahan hingga hasil terjemahan kita agar tidak terlalu "terasa" seperti terjemahan.

"Jika orang lain yang membaca atau mendengar hasil terjemahan kita dapat langsung mengenali bahwa itu adalah hasil terjemahan, maka itu pertanda bahwa kita bukanlah penerjemah yang baik," tulis Kompasianer Okti Nur Risanti.

Tetapi, tidak hanya seputar hal-hal teknis. Ketika kita sedang menerjemahkan suatu teks, mental menjadi hal yang juga terus diasah. (Baca selengkapnya)

5. Peluk Saja, Karena Anda Tidak Tahu Seberat Apa Beban Pasangan Anda

Sungguh, seorang istri amat mengidamkan ketika sang suami datang ke rumah, setelah bekerja seharian, tidak membawa muka yang kusut. Setiap istri menghendaki suami yang fresh dan ceria ketika tiba di rumah.

Demikian pula dengan suami. Ketika mereka pulang kerja menghendaki istri yang ceria dan siap melayani dirinya ketika tiba di rumah. Istri yang hangat bersahabat, melayani suami dengan semangat, tulis Kompasianer Cahyadi Takariawan.

Lantas, bagaimana bisa saling mengerti masing-masing kehendak suami dan istri tersebut?

"Dalam situasi itu, peluk saja pasangan anda. Dekap yang erat. Ia akan sangat nyaman mendapatkan pelukan hangat Anda. Semua emosi negatif segera larut pelan-pelan," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun