Kunjungan kerja pertama yang disambangi Presiden Joko Widodo setelah dilantik menjadi Presiden RI 2019-2024 adalah Papua Barat.
Pada kunjungan tersebut Presiden didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Di sana, Presiden menyampaikan janjinya untuk membangun infrastruktur di wilayah tersebut, seperti bandara dalam waktu 2 tahun mendatang.
Kompasianer Yupiter Gulo berpendapat, itu sebagai komitmennya membangun Republik Indonesia dengan memulai langkah pertamanya pada periode kedua 2019-2024.
Selain kunjungan tersebut, pada pekan ini Kompasiana juga diramaikan dengan momen sumpah pemuda, kenaikan tarif iuran BPJS, hingga peringkat AC Milan di Serie A yang semakin mengkhawatirkan.
Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:
1. Memaknai Papua yang Jadi Langkah Pertama Presiden Jokowi Memulai Kerja
Seperti ada yang ingin ditunjukan Presiden Joko Widodo ketika mengunjungi Papua Barat pada kunjungan pertamanya, yakni (1) komitmennya untuk membangun seluruh bagian di Indonesia dan (2) menegaskan gaya kepemimpinannya yang berorintasikan kerja, kerja, dan kerja.
Memilih tanah Papua untuk memulai langkah pertamanya dalam membangun negeri ini lima tahun ke depan, menurut Kompasianer Yupiter Gulo, bukan tanpa perhitungan dan petimbangan yang matang.
"Paling tidak ada 4 pelajaran mahal yang harus dicermati mengapa Jokowi memilih Papua sebagai langkah awal," lanjutnya.
Bahkan, dalam kunjungan tersebut amat sarat dengan pesan-pesan politik yang sangat mendasar untuk kepentingan bangsa dan negera ini untuk lima bahkan 25 tahun ke depan. (Baca selengkapnya)
2. Sumpah Pemuda dan Keresahan Pelajar Indonesia di Luar Negeri
Amanat dari sumpah pemuda, bagi Kompasianer Tareq Albana, yang kini tengah menimba ilmu di luar negeri yaitu komitmen untuk kemajuan pendidikan dan kualitas SDM.
Sebab, lanjutnya, memajukan bangsa itu tidak akan pernah berhenti, karena tolak ukur kemajuan itu akan terus berubah.
"Oleh karena itu Sumpah Pemuda saya sebut sebagai Never Ending Goals, karena narasi Sumpah pemuda menjadi afirmasi positif kepada setiap insan bangsa," tulis Kompasianer Tareq Albana.
Tetapi, jalan itu masih panjang. Ada banyak keresahan dan rintangan yang dialami oleh pelajar atau ilmuwan Indonesia di luar negeri. (Baca selengkapnya)
3. Jalur Evakuasi Defisit BPJS Kesehatan
Melebarnya defisit BPJS Kesehatan menyampaikan pesan tentang masa depan program kesehatan nasional. Oleh karenanya perlu penanganan yang cepat dan tepat.
Ada banyak perangkat yang dipersiapkan guna mendukung itu seperti menaikan cukai rokok hingga tarif premi BPJS Kesehatan.
"Bila dirunut ke belakang, skema negatif arus cash flow BPJS Kesehatan terjadi karena berbagai faktor, dari persoalan kepatuhan pembayaran, moral hazard penggunaan pelayanan, hingga di titik ekstrim adanya potensi fraud," tulis Kompasianer Yudhi Hertanto.
Sayangnya, ini menjadi paradoks dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan. (Baca selengkapnya)
4. Katanya Punya Smartphone Canggih, tapi...
Sebagai generasi 90an, Kompasianer Irmina Gultom, merasakan betul perubahan teknologi yang terjadi selama ini. Semisal: smartphone.
Menurutnya, yang paling membedakan dari bagaimana perkembangan ponsel yang kentara saat ini ada 3 hal, yaitu internet, kamera, dan game.
"Mereka yang haus akan popularitas, sebisa mungkin terus meng-upgrade penampilannya dengan gonta-ganti gadget. Bahkan mereka rela membeli smartphone yang masih belum dipasarkan secara resmi alias masih pre-sale," tulis Kompasianer Irmina Gultom.
Namun, yang kemudian menjadi pertanyaan adalah untuk apa mereka selalu upgrade? (Baca selengkapnya)
5. Entah Apa yang Merasukimu, AC Milan...
"Setan, setan apa yang ga ada serem-seremnya?" tanya teman dari Kompasianer Handi Aditya, setibanya ia di kantor.
Kompasianer Handi Aditya sendiri paham, maksud "setan" dari pertanyaan itu adalah AC Milan.
Apa yang terjadi dengan AC Milan, menurutnya, merupakan sebuah anomali yang sulit dimengerti.
"Musim ini mereka punya skuad yang cukup mumpuni, manajemen yang paham mengelola keuangan, serta pelatih yang cukup lumayan, Stefano Pioli," tulisnya. (Baca selengkapnya)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H