Selain DPP Partai Golkar, ada yang menjadi titik penting perubahan Partai Golkar menurut Indra J. Piliang, yaitu turut dilahirkan lembaga Dewan Pembina Partai Golkar dengan Ketua Aburizal Bakrie, Dewan Penasehat Partai Golkar dengan Ketua BJ Habibie dan Dewan Pakar Partai Golkar dengan Ketua Agung Laksono. (Baca selengkapnya)
2. Kenapa Ada Orang Berpendidikan yang Percaya Hoaks?
Kompasianer Asmiati Malik membuka esainya dengan menarik: Indonesia adalah negara dengan laboratorium politik paling sempurna untuk pendewasaan demokrasi.
Menurutnya, topik politik merupakan perbincangan dan bahkan materi paling laris di media sosial dan komersial.
Tentu ini bukanlah hal yang buruk, lanjutnya, karena pada sejatinya proses pematangan demokrasi memang membutuhkan partisipasi publik yang cukup besar.
Masyarakat sebagai konsumen paling besar dari suguhan ini juga turut mengecap informasi yang tidak berkualitas bahkan memercayai hoaks adalah sebagai sebuah kebenaran," tulis Kompasianer Asmiati Malik.
Akan tetapi mengapa banyak yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi bisa percaya hoaks?
Kompasianer Asmiati Malik memberi hipotesis sederhana: apakah ada korelasi positif antara kecerdasan dan kemampuan mencerna berita hoaks? (Baca selengkapnya)
3. Tertawa Bersama Akun-akun Garis Lucu di Twitter
Sebenarnya Kompasianer Pical Gadi berharap momentum pilpres tanggal 17 April lalu diharapkan dapat menjadi puncak dari segala dinamika politik yang menguras emosi berbulan-bulan lamanya.
Meski pada kenyataannya berbeda, Kompasianer Pical Gadi mulai mengikuti akun-akun "garis lucu".
"Jika mengikuti kicauan demi kicauan akun tersebut, kita jadi paham akun ini mencoba memandang berbagai fenomena politik tanah air yang biasa dikemas dengan bumbu-bumbu agama secara jenaka," tulisnya. (Baca selengkapnya)
4. Jangan Remehkan Hal Ini Saat Akan Mudik dengan Kereta Api
Barangkali, tulis Kompasianer Hendra Wardhana, tidak ada peristiwa pulang kampung yang lebih penting selain mudik saat Hari Raya Idulfitri.