"Kami menang karena mereka memiliki mental luar biasa," ujar Jurgen Klopp setelah pertandingan. (Baca selengkapnya)
2. Madrasah Ramadan dan "Momen-momen Pembebasan" yang Sederhana
Sebuah kemenangan gilang gemilang dari pertarungan terbesar manusia, tulis Kompasianer S. Aji, adalah pertarungan melawan hawa nafsu!
Bulan puasa bagi perokok itu tidak hanya soal menahan lapar dan haus, tapi menahan nafsu untuk tidak membakar sebatang rokok dalam waktu yang cukup lama.
"Maka sebulan Ramadan menjadi madrasah yang saya bersihkan dari jejak-jejak asap," tulis Kompasianer S. Aji.
Awalnya karena kehadiran anaknya dan mulai ada larangan untuk tidak merokok di dalam rumah, sampai akhirnya ia memaksakan diri untuk berhenti total. (Baca selengkapnya)
3. Mengatur Tidur, Sebuah Tantangan Selama Bulan Ramadan
Ada yang perlu diperhatikan selama bulan puasa selain asupan gizi agar tetap sehat, tetapi mengatur pola tidur. Hal ini juga bisa berefek pada ibadah lain yang bisa dilakukan selama bulan puasa.
Seperti halnya makan, tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi. Jadi wajar saja ketika rutinitas selama Ramadan menjadi tidak seperti hari biasanya, seperti yang signifikan adalah pola tidur yang berubah.
Untuk bisa memaksimalkan tidur, Kompasianer Listhia HR memberikan kiat mengatur pola tidur selama ramadan.
Mengejar kuantitas atau jumlah waktu tidur yang cukup (7-8 jam untuk orang dewasa) selama Ramadan nampaknya memang menyulitkan.
"Kalaupun ingin mengganti tidur yang hilang semalam, tidak ada salahnya jika ingin tidur siang," tulis Kompasianer Lishia HR.
Jika sulit tidur, cobalah berwudhu, sebab wudhu diketahui dapat menurunkan suhu tubuh yang nantinya membuatmu ingin tertidur. (Baca selengkapnya)