"Ada kebahagiaan tersendiri ketika bisa menolong dan telah berbuat kebaikan," katanya.
Agar tujuan berbuat kebaikan tersebut tidak berubah menjadi hal buruk, lanjutnya, maka sebelum memberi pinjaman pastikan kita akan ikhlas bila orang tersebut tidak mengembalikan.
Tetapi ada yang perlu dicatat: karena berawal untuk membantu dan ikhlas bila tidak dikembalikan, maka besarnya pinjaman yang diberikan mesti sesuai dengan kemampuan.
Seperti halnya Ariyani Na, bagi Helmy Hannto meminjamkan uang kepada teman jika jumlahnya tidak seberapa tentu bukan masalah.
Hanya saja model dan jenis teman pun ada berbagai macam. Menurutnya proses pinjam-meminjam antar teman berbeda dengan transaksi kredit pada lembaga formal.
"Artinya, tidak ada konsekuensi penalti atau gugatan hukum. Skenario terburuk adalah putus hubungan teman," lanjutnya.
Apalagi ketika dalam kondisi di mana kita iba dengan kondisi teman tersebut dan hendak ikut membantu.
Namun, karena mudah meminjam uang kepada teman, kadang membuat sesorang menjadi lupa untuk menggantinya di kemudian hari. Dan yang perlu diingat para peminjam, yaitu mungkin pada satu waktu teman kita yang meminjamkan uang pada satu waktu membutuhkannya.
Jadi, dibutuhkan kedewasaan dan tanggung jawab besar dalam meminjam uang. Bukankah begitu?