Berkunjung ke pasar adalah salah satu cara Leya Cattleya mengenal masyarakat di suatu wilayah. Ia dapat menganalisis geliat ekonomi dalam interaksi yang terjadi di pasar tradisional. Demikian juga saat ia mengunjungi Pasar Usuku di Pulau Tomia, Wakatobi.
Leya Cattleya begitu tertarik adalah cara Mama Nia mengakut bawaannya, yakni dengan menyunggi pisang satu lirang di atas kepalanya. Bahwasanya tradisi menyunggi sangat menarik untuk dibahas sejarah, manfaat medis, hingga pro dan kontranya.
"Di wilayah Indonesia lainnya, saya masih menyaksikan perempuan menyunggi. Di perdesaan di Madura, di Yogya, dan di hampir semua wilayah Nusa Tenggara Timur. Â Di Bali, kita menemukan perempuan menyunggi setiap hari," katanya memberi contoh. (baca selengkapnya)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H