Selalu ada banyak isu atau peristiwa bermunculan di tengah-tengah kita. Khusus pekan ini beragam isu seperti Perencanaan kenaikan tarif parkir di DKI Jakarta dan nasib tim yang turun panggung dari Liga 1 adalah beberapa di antaranya.
Ada pula tentang kegagalan TransPapua meredam seperaratisme hingga belajar tawa dan refleksi dari Stand up Comedy yang ditulis para Kompasianer.
Oleh karena itu, berikut 5 tulisan Kompasianer yang tidak boleh dilewatkan.Â
1. Tarif Parkir Naik, Apakah Sebuah Solusi Jitu Kurangi Kemacetan Jakarta?
Kenaikan tarif parkir oleh Dishub DKI Jakarta akan dimulai Januari 2019 mendatang. Tarif parkir yang naik akan dimulai di Kawasan Monumen Nasional (Monas).
Lewat kebijakan ini, nantinya, diharapkan masyarakat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum.Â
Namun, dengan mengurangi volume kendaraan bermotor, apakah jadi solusi dan langkah jitu mengatasi kemacetan Jakarta?Â
Ia juga menyatakan dalam mengurai kemacetan di Jakarta butuh sesuatu yang bersifat massif. (selengkapnya)
2. Mereka yang Turun "Panggung" dari Liga 1
Laga akhir Liga 1 sudah selesai dilaksanakan. Kegembiraan Persija Jakarta sebagai juara grup menuai euforia yang mendalam.
Setelah penantian panjang selama 17 tahun, akhirnya Persija Jakarta mampu mengukuhkan dirinya sebagai kampiun kompetisi.
Namun, di lain sisi ada tiga tim yang sedang berduka akibat terdegradasi ke Liga 2.Â
Sebagai gantinya, ada PSS Sleman , Semen Padang dan Kalteng Putra yang akan berjuang di Liga 1 tahun depan. (selengkapnya)
3. Mengapa Trans Papua Gagal Redam Gejolak Separatisme?
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali menunjukkan ancamannya. Kini pembangunan Trans Papua di Papua dan Papua Barat yang telah gencar dilakukan dianggap sebagai penyebabnya.
Dalam enam bulan terakhir sedikitnya sudah 3 kali terjadi peristiwa cukup besar yang dilakukan oleh mereka. Langkah-langkah pengamanan telah dilakukan, mengingat banyaknya korban yang jatuh.
4. Tawa dan Refleksi: Belajar dari Stand-Up Comedy
Melihat banyaknya komika yang tersandung akibat materi yang dibawakan, kini mereka para komika sudah mulai harus berhati-hati terhadap apa yang ingin disampaikan.
Pertanyaan besar hadir setelahnya, apakah materi yang cocok dibawakan hanya yang mengundang gelak tawa? Padahal, memberikan kritik sosial dan mengedukasi penonton juga adalah bagian dari peran mereka.