Ada banyak isu dan peristiwa terjadi dalam beberapa pekan ini. Dampak Aksi Reuni 212 seperti Monas yang bersih usai aksi Reuni 212, absennya peliputan Reuni 212 pada headline Harian Kompas, hingga tips menjadi karyawan berkinerja tinggi. Selain itu ada pula artikel yang menganalisis surutnya bisnis Blackberry sejak beberapa tahun belakangan.
Berikut 5 tulisan Kompasianer dalam sepekan ini yang tentunya tidak boleh dilewatkan:
1.Monas yang Mendadak Bersih Tanpa Ada yang Memuji
Aksi reuni 212 banyak mengundang pro dan kontra. Namun, ada satu kejadian yang luput dari pandangan banyak orang. Jika banyak yang berpikir akan banyak kerusakan dan sampah yang berserakan di sekitaran Monas, Anda salah besar. Usai aksi, Laskar Pembersih Sampah dan beberapa peserta aksi membuat kawasan Monas kembali bersih. (selengkapnya)Â
2. Penempatan Berita "Reuni 212" di Harian Kompas Sepenuhnya Kebijakan Redaksi
"Kebijakan redaksional memang diskresi redaksi. Tapi menyengaja menutup mata atas fakta berkumpulnya jutaan orang dengan damai sebagai ekspresi demokrasi yang dijamin konstitusi, sama saja dengan merenggut hak publik untuk tahu," ujar Tomi Satryatomo dalam tulisan Kompasianer Pepih Nugraha.
Pepih menilai kebijakan itu menempatkan berita aksi Reuni 21 di halamn 15 adalah karena berita headline didasari nilai berita menarik dan penting.
"Menarik mungkin ya, namun apakah penting?" ujarnya. (selengkapnya)Â
3. Seharusnya Saat Itu RIM Membangun Server dan Pabrik Blackberry di Indonesia
Â
Berbagai aspek tentu jadi sebabnya. Namun, menurut Den Ciput penolakan imbauan dari  Badan Regulasi dan Telekomunikasi Indonesia tahun 2011 lalu agar RIM (Research In Motion) sebagai produsen Blackberry untuk membangun server dan pabrik di Indonesia adalah faktor terbesar yang membuat Blackberry tidak bisa bertahan. Pasar yang besar tentunya menguntungkan bagi Blackberry. Tahun 2017 saja misalnya,masih ada sekitar 60 juta pengguna BBM aktif di Indonesia. (selengkapnya)
4. Kenali 4 Faktor Utama Menjadi Karyawan Berkinerja Tinggi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H