Tidak hanya di Indonesia, Franciano Permadi juga menemukan cara serupa ketika Donald Trump dapat memenangkan Mission Impossible melawan Hilary Clinton dalam kontestasi pemilihan Presiden Amerika.
"Twitter menjadi medan perang visi-misi sampai penebaran isu-isu bahkan jauh sebelum kontestasi politik dimulai," lanjutnya kemudian.
Namun, dari segala cara-cara tersebut, ada yang membuat Franciano Permadi kecewa, yaitu twitter menjadi semakin politis, tak lagi komersil ataupun personal lagi.
Benarkah kini Twitter benar-benar semenakutkan itu? Masih adakah akun-akun yang membuat Twitter cerita lagi seperti dulu?
Sudah coba membuka linimassa Bank Indonesia (@bank_indonesia) beberapa bulan terakhir?
Iskandarjet melihat kalau pengelolaan konten dari akun Bank Indonesia cukup "gaul".
"Materi-materi yang sebelumnya hanya bisa dibahas dan dipahami oleh sesama ekonom atau praktisi ekonomi disebarkan lewat rangkaian kicauan dengan jadwal tertentu," tulisnya.
Tujuannya untuk mencoba menyebarkan edukasi seputar perbanksentralan dengan bahasa awam yang mudah dimengerti oleh pengikutnya.
Melalui akun Bank Indonesia tersebut, paling tidak ada 3 tagar utama yang digunakan untuk menyebarkan bahasan dari topik yang berbeda, yaitu (1) #BInfo, (2) #SerbaSerBI, dan (3) #EnsikopeBI.
Selain itu, masih ada beberapa akun yang non-pemerintah yang bisa dijadikan referensi untuk membuat linimassa kembali menghibur, semisal: @ClickUnbait, @InfoTwitwor, dan @PEMBIMBINGUTAMA.
***