Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dari Badai Topan Mangkhut di Hong Kong hingga Lombok yang Kembali Berbenah

5 Oktober 2018   15:43 Diperbarui: 5 Oktober 2018   15:43 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasan di Bangsal, Lombok. (Dokumentasi Ahmad Nairulah)

Sejumlah isu dan peristiwa mewarnai pemberitaan dalam satu minggu belakang ini. Mulai dari terjangan badai topan yang terjadi di Hong Kong sampai kesiapan Lombok pasca gempa yang meluluh-lantahkan hampir sebagian daerah di sana.

Dan yang tak kalah penting yaitu, penghentian sementara Liga 1 oleh PSSI pasca tewasnya satu suporter Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ketika Persib Bandung menjamu Persija, Minggu (23/09/2018).

Untuk itulah kami akan rangkumkan 5 (lima) tulisan kompasiner selama sepakan ini di Kompasiana, karena amat sayang untuk dilewatkan. Berikut artikel-artikel rangkuman tersebut:

1. Situasi Hong Kong saat Sebelum dan Sesudah Diterjang Topan Mangkhut

Elin D. Sulistyowati melaporkan langsung kejadian yang terjadi di Hong Kong pasca badai topan yang berlangsung pada Minggu (16/09/2018) waktu setempat. Topan Mangkhut, namanya.

"Kekuatan angin ini benar-benar bergitu luar biasa. Dalam sejarah Hong Kong baru kali ini negara ini dihantam dengan angin dengan kekuatan sebesar ini," tulisnya.

Namun, satu minggu sebelum topan tersebut melanda Hong Kong, pemerintah setempat sudah memberi himbauan terlebih dulu dan meminta warga supaya tidak keluar rumah saat terjadi angin topan. (selengkapnya)

2. Lombok Siap Kembali Menjadi Tuan Rumah Wisatawan

Pascagempa beberapa waktu yang lalu, kini Lombok tengah membangun kembali daerahnya. Yang tengah difokuskan adalah denyut nadi pariwisata Nusa Tenggara Barat, terutama di 3 Gili Utara atau Northern Gilis.

Ahmad Nairulah menuliskan laporannya saat mendatangi ke beberapa titik destinasi wisata seperti di Tanjung tepat nya di Teluk Medana dan berakhir di Gili Tramena.

"Setelah berjalan di sepanjang pantai, saya berjalan melihat ke bagian dalam gili dan melihat kerusakan yang terjadi pada beberapa rumah dan akomodasi yang ada di lokasi ini," tulisnya.

Suasan di Bangsal, Lombok. (Dokumentasi Ahmad Nairulah)
Suasan di Bangsal, Lombok. (Dokumentasi Ahmad Nairulah)
Namun, dari beberapa pantauannya ternyata sudah banyak tempat penginapan dan toko yang sudah mulai beroperasi. (selengkapnya)

3. Nasib Tragis Rental Komik yang Hampir Punah

Sekitar tahun 2006, masih banyak rental komik yang masih bisa ditemui. Menurut pengalaman Tareq Albana, pada masa-masa itu ia bisa meminjam satu komik seharga 500 rupiah.

"Hobi membaca saya berawal dari komik, sebab komik sangat efektif meningkatkan minat baca," tulisnya.

Kini ia tidak lagi bisa menemukan rental komik seperti dulu lagi. Menurutnya, komik daring semakin banyak dan beragam. Apalagi komik daring disediakan secara gratis dan selalu diperbarui setiap minggunya. (selengkapnya)

4. Ricuh Suporter, Regulator yang Gagal Belajar Bertemu Komunitas yang Tak Terkontrol

Korban kericuhan antar suporter sepakbola nasional kembali terjadi. Andreas Lucky Lukwira berpendapat, rasa-rasanya regulator seperti tak mau belajar dari kejadian-kejadian terdahulu.

"Itu bukanlah peristiwa pertama, terutama jika yang bertanding tim dengan rivalitas tinggi seperti Persib-Persija, Arema-Persebaya, ataupun duel 3 tim di Jogjakarta," tegasnya.

Pembelajaran yang didapat seorang suporter dari kelompoknya tidak hanya sekedar terbatas pada nilai-nilai mendukung tim secara baik, namun juga termasuk pembelajaran terkait perilaku menyimpang. (selengkapnya)

5. "Fingerprint", Benarkah Secanggih yang Anda Pikir?

Keamanan pada gawai kini semakin canggih dengan teknologi yang selalu berkembang. Baik itu Fingerprint, Retina Scanner, dan Face Scanner yang kini ramai-ramai digunakan oleh pengguna.

Namun, menurut Ando Ajo, teknologi semacam itu sampai sekarang belum tentu bisa menjaga keamanan gawai penggunanya.

"Teknologi Fingerprint hingga kini tidak membatasi sebarapa sering Anda mencoba membuka kunci, jadi seberapun sering mencoba dan gagal, pada akhirnya akan terbuka dengan mudahnya," tulisnya. (selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun