Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gunung Soputan Meletus, Masyarakat Diminta Tidak Beraktivitas dalam Radius 4 Km

3 Oktober 2018   15:52 Diperbarui: 3 Oktober 2018   16:02 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung Soputan yang terletak di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara meletus pada Rabu, (3/10/2018) pukul 08.47 WITA. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dan durasi sekitar 6 menit.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sejauh ini masih melakukan pemantauan. Belum ada laporan dampak letusan Gunung Soputan.

Hasil pemantauan juga menggambarkan hujan abu vulkanik diperkirakan jatuh di daerah di barat laut Gunung Soputan.

"Artinya tidak mengganggu penerbangan. Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado tetap beroperasi normal. Posisi bandara berada di Tenggara dari Gunung Soputan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.

sumber foto: BNPB
sumber foto: BNPB
Saat ini Gunung Soputan sendiri berada pada Status Level III (Siaga). Karenanya masyarakat agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan, dan di dalam area perluasan sektoral ke arah Barat Daya sejauh 6,5 km dari puncak demi menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.

"Masyarakat diminta mewaspadai potensi ancaman aliran lahar yang dapat terjadi setelah terjadinya erupsi. Selain itu masyarakat di sekitar Gunung Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun