Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Yang Gelap dan Penuh Humor dari Dongeng

28 September 2018   17:05 Diperbarui: 21 November 2018   22:46 4873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Lilik Fatimah Azzahra membuka ceritanya seperti ini: Ada yang bilang, jika nasibmu selalu sia peliharalah seekor kucing, maka keberuntungan akan menghampirimu.

Pada awal cerpen itu kita sudah disuguhi bagaimana kita mesti bersikap: meyakini untuk kemudian dipercayai atau tidak.

Lantas bagaimana jika kita tidak mempercayainya? Apakah cerita itu sekadar dikhususkan untuk orang-orang yang menyukai kucing? Bagaimana dengan yang tidak?

Suka atau tidak, cerita yang disajikan Lilik Fatimah adalah seputar orang yang tidak menyukai kucing. Kucing yang dibawa oleh anak gadisnya, Denok, ke rumah. Kucing itu dibawa dengan sebuah kardus setelah ditemukan di pinggir jalan.

Cerita tentang kucing itu kemudian dihubungkan dengan kisah legenda Nyai Ateh dan kucingnya. Kepergian Nyai Anteh itu karena terus dikejar oleh Raden Anantakusuma.

Pada saat terdesak itu, barulah kemudian Nyai Anteh pergi ke bulan bersama kucing kesayangannya. Pergi begitu saja. Seperti kucing yang semula ditemukan Denok dan dibawa ke rumahnya itu.

***

Tradisi sastra dongeng adalah sebuah proses yang terus berkembang. Mungkin, semakin berkembangnya zaman, dongeng bisa kita sangsikan eksistensinya. 

Namun, untuk selalu yang bertumbuh, seperti dongeng, yaitu dengan mengembangkan dengan kreativitas --bukan dengan menjaga awal ceritanya. Segelap apapun dongeng itu, selucu appaun kisah dongeng tersebut. (hay)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun