Tidak gampang menjadi kiri di Indonesia! Bahkan hanya untuk sekadar menggunakan tangan demi mengoperasikan banyak hal. Kidal, begitu orang-orang menyebutnya.
Kidal ialah kondisi seseorang yang memungkinkannya untuk lebih mengandalkan bagian tubuh bagian kiri daripada sebelah kanannya. Terhadap kondisi ini, mungkin sudah tidak banyak orang-orang yang menilai buruk. Meski demikian, publik masih kerap menyimpan keheranan dan pertanyaan yang ingin mereka ungkapkan kepada orang-orang kidal, tetapi merasa sungkan mengutarakannya.
Alih-alih  dipicu oleh rangsangan otak, penelitian yang dilakukan oleh Rurh University Bochum pada tahun 2017 menjelaskan bahwa penyebab kekidalan seseorang bergantung pada aktivitas gen di sumsum tulang belakang.
Para peneliti biopsikolog itu menemukan bahwa aktivitas gen di sumsum tulang belakang akan menentukan apakah orang tersebut cenderung menggunakan bagian tubuh sebelah kiri atau kanan. Aktivitas ini terjadi bahkan sejak janin masih dalam kandungan. Bila aktivitas gen terjadi asimetris, maka kemungkinan besar janin tersebut akan terlahir kidal.
"Preferensi menggerakan tangan kiri atau kanan sudah berkembang di dalam rahim sejak minggu kedelapan kehamilan. Dan pada minggu ke-13 kehamilan, anak-anak yang belum lahir itu menghisap jempol kanan atau kiri mereka," tulis laporan tersebut.
Secara sederhana, perkembangan tangan (baik kanan atau kiri) sudah terjadi semenjak dalam kandungan. Baru setelah itu menyusul faktor genetik dan lingkungan selama kehamilan berperan.
***
Kompasianer Ika Septi mengamati, orang kidal di sekitarnya mengalami cukup banyak tantangan dalam beraktivitas sehari-hari. Ia memberi contoh, saat orang kidal menulis di whiteboard yang tidak didesain untuk orang kidal, maka tinta spidol akan meninggalkan jejak noda di tangan orang tersebut.
Malah satu waktu Ika Septi terheran ketika satu temannya yang kidal itu berusaha untuk memberikan barang kepadanya dengan tangan kanan.
"Being left-handed is not a sin at all," tulisnya dalam tulisannya yang berjudul "Kidal".
Padahal, Michael Corballis, PhD., yang adalah seorang spesialis otak sekaligus psikolog dari University of Auckland di Selandia Baru memaparkan fakta bahwa orang kidal cenderung berpikiran kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.