Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Frasa "Namun, Tiba-tiba" dan Kekuatannya dalam Cerita Pendek

11 Juli 2018   11:35 Diperbarui: 17 September 2018   17:59 3711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan pada akhir cerita Aqil (seakan) meringkas cerita tersebut. Rumor-rumor pernikahan yang berkembang itu ditutup dengan baik, tentu saja, walau di sana masih ada tetangga yang sinis, tulisnya.

Hari pernikahan itu telah tiba. Sri dan teman saya tersenyum bahagia. Para tamu undangan juga memberikan ucapan selamat.

***

Tidak ada yang keliru, tentu saja, karena setiap pengarang adalah pencipta terhadap karyanya, tulisannya, cerita pendeknya.

Seperti halnya frasa "Namun tiba-tiba..." ini. Frasa tersebut bisa menjelma apa saja dalam bentuk frasa lain --namun tetap dalam fungsi yang sama: sebagai bridging.

Dalam cerpen "Al, Run!", misalnya, yang ditulis Suci Maitra Maharani. Ia menggunakan frasa Aku membayangkan untuk menjembatani atas apa yang sebelumnya Prof Rad jelaskan.

"Kita adalah penduduk yang bangga di masa lampau, Al. Negara kepulauan terbesar di dunia, potensi sumber daya alam yang lebih dari berlimpah, sampai-sampai dulu ada saja bait yang mengatakan bahwa tanah kita adalah tanah surga sebab amat suburnya, juga kehebatan lain yang memukau mata dunia."

Aku membayangkan, dulu tentu permadani di kaki langit itu bukan mustahil.

Pada fragmen ini, Suci Maitra Maharani ingin memberi jeda pada ceritanya. Untuk membandingkan: yang-dulu dengan yang-sekarang.

Lebih menarik lagi membaca cerita pendek Sri Romdhoni, Rotan Berkerut Kalut. Pertemuan dengan seorang Pak Tua yang datang ke penginapan, tulis Sri Romdhoni ini membuka lembar demi lembar alur waktu yang maju-mundur dalam cerita.

Meski dengan kepongangan, tulisnya, Sri Romdhoni membangun karakter Pak Tua ini dengan baik pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun