Daerah Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur tentu memiliki keistimewaannya sendiri karena pengaruh keberagaman adat dan budaya masyarakatnya. Misalnya, kebiasaan masyarakat Jawa berziarah ke makam orang tua sampai guru yang dihormatinya. Walaupun terkadang keyakinan berkunjung ke makam "keramat" seperti ini menuai pro kontra, nyatanya kebiasaan ini masih berlangsung hingga sekarang karena ini merupakan bagian dari budaya masyarakat Jawa.
Contohnya adalah para pengikut setia Raden Santri yang kerap mengunjungi makamnya. Raden Santri adalah seorang auliya (wali) yang mengajarkan Islam tapi ilmunya tidak ditampakkan (siri).
Selain itu, daerah Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur tak bisa lepas dari kisah asal-usul suatu budaya masyarakat serta nama sebuah daerah. Misalnya, budaya Sambatan (gotong royong) di Jogja dan tradisi Boro di Malang, serta asal mula sebuah nama jalan yang bersejarah di Kota Malang.
Tak lengkap juga rasanya jika tidak mengulik mengenai pariwisata di daerah Jawa. Destinasi wisata mainstream sudah cukup banyak, tapi hidden treasure rasanya masih sedikit. Salah satunya adalah pesona alam Bukit Jaddih di ujung jembatan Suramadu.
Lengkapnya, simak beberapa kisah unik dan menarik yang sudah diulas oleh Kompasianer ini.
Raden Santri, Kemuning Keramat dan Kisah Para Pengikut Setianya
Kompasianer Mawan Sidarta bercerita tentang kisahnya berkunjung ke kompleks makam Raden Santri. Kompleks makam ini terletak di sebelah utara kantor Dispenduk Gresik. Raden Santri yang bernama lain Sayyid Ali Murtadlo merupakan kakak kandung Sunan Ampel atau yang punya nama lain Raden Rahmat
Mawan Sidarta mengisahkan bahwa dalam ruangan makam tersebut, terdapat juru kunci yang bernama Mbah Syahroni. Beliau menjaga dan memelihara makam Raden Santri.
Mbah Syahroni menerangkan tentang batu-batu nisan yang ada di dalam kompleks makam Raden Santri itu, dulunya merupakan pengikut setia yang mengabdi pada sang raden.
Tak hanya itu, di dekat pusara Raden Santri, terdapat juga sebuah pohon berusia ratusan tahun yang hingga saat ini masih dianggap keramat oleh sebagian peziarah. Itu bernama kemuning.