Setiap manusia yang bertumbuh dan berakal, sering kali dihadapkan pada harapan yang berlebihan dari sejarah. Akibatnya, kita gagap dan takut --cenderung kecewa-- kepada zaman. Dan yang terburuk: kacau menatap masa depan.
Sejarah tidak dibuat dengan sembarang. Segala yang berlalu itu masalalu, bukan sejarah. Sejarah itu warisan yang merangsang semangat di masa depan. Untuk itulah setiap pembelokan sejarah, pada saat yang bersamaan, tengah membelokan atas apa yang telah dicita-citakan.
Namun harapan adalah candu terbaik yang manusia punya. Lalu sejarah sering kali dijadikan kendaraan paling tepat untuk ditukangi. Dan gugur, barangkali, cara terbaik untuk tidak terjebak di antara harapan dan sejarah itu sendiri.
Bunga menjadi contoh yang --tidak hanya baik tapi juga-- cantik untuk menerangkan yang gugur tadi. Begini.
Adakah bunga yang gugur dari ranting menjadi peristiwa bersejarah? Ya. Meski terus berulang pada satu tanaman, misalnya, namun bunga-bunga yang berguguran itu mewarisi masa depan yang lebih baik untuk tanaman tersebut. Jika bunga-bunga itu tidak gugur bisa saja malah membunuh tanaman itu sendiri.
Betapa mulia proses gugur itu, bukan? Tidak perlu dimaknai dengan negarif. Sebab (gelar) pahlawan, biar bagaimanapun, baru bisa disematkan ketika sudah tiada alias gugur.
Apakah kemudian menerka tim-tim mana saja yang akan gugur menjadi tidak baik? Semoga tidak. Sebab dalam sebuah kejuaraan (apapun cabang olahraganya) hanya membutuhkan satu juara. Sisanya, gugur dalam perjalanan perjuangan itu.
Arab Saudi
Meski datang dengan 3 kekalahan beruntun pada laga uji coba, namun Juan Antonio Pizzi optimis kalau skuatnya mampu memulai turnamen ini dengan baik-baik saja.
"Mereka tahu apa yang diharapkan di Rusia dan tahu apa yang kami harapkan dari mereka, jadi kami siap untuk tampil dengan kemampuan terbaik kami," ujar Pizzi, juru taktik timnas Arab Saudi.