Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kuda Hitam Mana yang akan Berlari Kencang di Piala Dunia 2018?

8 Juni 2018   07:29 Diperbarui: 8 Juni 2018   21:54 2994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nicklas Bendtner dan Christian Eriksen dalam sesi latihan (Foto: Times)

Sebenarnya isitilah "Kuda Hitam" kali pertama digunakan pada legenda The Black Stallions. Tepatnya pascaPerang Dunia II, pada tahun 1946 di Inggris.

The Black Stallions adalah nama seekor kuda milik Alec Ramsey. Karena tidak memiliki dokumentasi yang jelas akan asal-usul The Black Stallions, Alec Ramsey tidak bisa mengikutkan kuda miliknya pada sebuah kejuaraan ternama pada masa itu.

Namun, Alec Ramsey tidak patah arang. Karena terlanjur melatih kuda miliknya, ia ikut sertakan pada kejuaraan sesama kuda yang senasib. Tampil kurang meyakinkan pada awal kejuaraan, tetapi lambat-laun pemampilannya membaik dan keluar sebagai pemenang.

Tanpa silsilah kenamaan, ujar Alec Ramsey, kita akan menaklukkan dunia dan membuat sejarah yang hanya kita miliki.

Setiap kejuaraan memang menghasilkan pemenang. Dan pemenang lahir dari perjuangan dan/atau keberuntungan. Pada faktor kedua itu pula, biasanya, tim-tim "kuda hitam" muncul.

Si Kuda Hitam biasanya lebih "bergairah" untuk merusak hegemoni sang--atau para--juara. Meski tidak terlalu mendomonasi permainan, tapi terkadang permainanlah yang berpihak pada Si Kuda Hitam.

Atau yang lebih sering terjadi: ketika berhadapan dengan tim unggulan, tim-tim "kuda hitam" ini terus-menerus diserang tapi hanya dengan satu serangan balik, sebuah gol lahir. Tim-tim "kuda hitam" ini unggul dan menang, pada akhirnya.

Atau yang lebih sering terjadi: ketika berhadapan dengan tim unggulan, tim-tim "kuda hitam" ini terus-menerus diserang tapi hanya dengan satu serangan balik, sebuah gol lahir. Tim-tim "kuda hitam" ini unggul dan menang, pada akhirnya.

Kadang seperti itulah sepakbola. Bukan mana yang menguasai pertandingan, melainkan tim mana yang unggul jumlah gol pada akhir pertandingan.

Semakin menarik ketika tim-tim "Kuda Hitam" hadir di tengah kejuaran besar seperti Piala Dunia, misalnya. Mungkin kehadiran tim-tim inilah yang membuat Piala Dunia memang pantas untuk disaksikan.

Kami akan coba berikan beberapa alasan dan predikisi tim-tim mana saja yang termasuk dalam "Tim Kuda Hitam" ini.

***

1. Mesir

Striker Timnas Mesir, Mohamed Salah (Foto: AP/Nariman El-Mofty)
Striker Timnas Mesir, Mohamed Salah (Foto: AP/Nariman El-Mofty)
Kalau bukan karena Sergio Ramos, pastilah Liverpool tidak akan setragis itu kalah dari Real Madrid pada Final Liga Champions 2018. Atau, ada aksi bela Salah di Jakarta yang ternyata gagal. Mohamed Salah terpaksa keluar lapangan lebih cepat meski pertandingan baru berjalan sepertiga waktu.

Lalu kesedihan seperti tidak berakhir pada pluit panjang. Salah sempat diperkirakan tidak bisa mengikuti Piala Dunia karena cedera. Untunglah tim ahli dokter timnas Mesir bergerak cepat. Kabar terakhir kondisi Salah cenderung membaik.

Meski mungkin tidak akan bermain maksimal, tim ahli dokter timnas Mesir memastikan Salah tetap bisa bermain.

Tapi sepakbola tidak bertumpu pada satu-dua orang pemain. Lolos secara dramatis pada fase play-off membuat Mesir memang pantas diperhitungkan, ada atau tidak Salah pada skuat.

Masih ada nama lain seperti Elneny yang siap menjaga kedalaman lini tengah Mesir. Juga sokongan dari sisi sayap melalui Karim Hafez yang bermain untuk RC Lens.

Tidak boleh dilupakan juga penyerang lainnya, Mohammad Al-Sahlawi yang telah menorehkan 16 gol untuk membantu Mesir lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.

Paling tidak babak perdelapan final bisa dicapai Mesir. Selebihnya, tinggal kekompakan dan taktik dari pelatih yang menentukan. Atau, Mo Salah kelak akan menjadi super-sub(?)

2. Senegal

Selebrasi pemain Senegal ketika mereka dipastikan lolos ke Piala Dunia 2018 (Foto: Reuters)
Selebrasi pemain Senegal ketika mereka dipastikan lolos ke Piala Dunia 2018 (Foto: Reuters)
Setelah Piala Dunia di Korea-Jepang sepertinya Senegal tidak lagi terlihat tajinya di kejuaraan Internasional. Meski diisi pemain-pemain yang berlaga di Eropa, tapi itu kurang jadi jaminan untuk skuat mereka. Yang menarik untuk dipertanyakan: apa yang berbeda antara skuad terkini dengan yang lalu?

Kedalaman skuad tiap lini bisa menjadi alasan yang tepat. Dari posisi pemain bertahan, misalnya, Kara Mbodji. Bek tengah yang kini bermain di Anderlacht sedang dalam performa terbaiknya.

Dengan rata-rata 4 penyelamatan per-laga, sepertinya itunl cukup untuk membendung serangan lawan.

Alfred N'Diaye pada posisi gelandang. Serta duo penyerang utama: Sadio Man dan Mbaye Niang. Ketiga pemain inilah yang menjadi jantung permaian Senegal. Sepertiya Piala Dunia kali ini akan menjadi titik balik timnas mereka.

3. Rusia

Penyerang Russia, Fyodor Smolov (Foto: goal.com)
Penyerang Russia, Fyodor Smolov (Foto: goal.com)
Kalaupun Rusia bukan tuan rumah, nampaknya mereka mesti tetap dipertimbangkan. Adalah Atkinfeev, sang kapten telah menegaskan dan mengesankan itu.

Selain itu keberadaan penyerang mereka, Fyodor Smolov yang selalu dikait-kaitkan akan bermain untuk Bayern Muenchen dan Dortmund ini, menjadi penyerang terbaik liga domestik Rusia.

Lihat saja torehan gol yang ia buat musim lalu: 18 gol dalam 22 pertandingan. Bisa dibilang Smolov adalah titik terang bagi dinginnya Rusia saat ini.

Ada pula Alan Dzagoez. Sebagai gelandang, ia dianggap oleh beberapa media Rusia, sebagai pemain yang tidak hanya berbakat secara teknik, namun juga kedewasaan secara mental. Untuk itulah ia kini menjadi panutan untuk klub CSKA Moskow.

4. Denmark

Nicklas Bendtner dan Christian Eriksen dalam sesi latihan (Foto: Times)
Nicklas Bendtner dan Christian Eriksen dalam sesi latihan (Foto: Times)
Piala Dunia 2018 sepertinya akan kekurangan celetukan-celetukan khas Nicklas Bendtner. Ia mendapat cedera pada pangkal paha saat bermain untuk Rosenborg.

Bukan sekadar ungkapan-ungkapan yang kadung menghibur, tetapi ia juga termasuk pemain paling banyak mencetak gol untuk timnas Denmark sebanyak 30 gol. Sehingga jelas saja kalau Denmark akan kekurangan amunisi di lini depan.

Meski tidak banyak pilihan, Hareide, pelatih kepala Denmark masih memiliki gelandang serang yang tengah naik daun: Christian Eriksen.

Ia adalah nyawa bagi tim. Dari 19 laga terakhir, Eriksen telah membuat 15 gol. Ia unggul di sekitar kotak pinalti dan eksekusi bola mati.

Sedangkan pada daerah pertahanan terakhir masih bisa dipercayakan kepada Kasper Schmeichel. Putra dari kiper legenda Man-United ini tampil cemerlang bersama tim Leicester City. Meski sempat mengalami penurunan drastis pada musim lalu, tapi catatannya masih cukup baik di bawah mistar.

Dan yang kemudian patut ditunggu adalah gaya permaianan menyerang antara Eriksen-Dolberg-Delaney. Denmark akan jadi baru pengganjal besar bagi negara-negara unggulan.

5. Eslandia

Timnas Islandia merayakan kesuksesan tampil di Piala Dunia 2018. (AFP PHOTO / Haraldur Gudjonsson)
Timnas Islandia merayakan kesuksesan tampil di Piala Dunia 2018. (AFP PHOTO / Haraldur Gudjonsson)
Tidak perlu begitu berharap terlalu banyak. Biar Eslandia yang mengejutkan. Itulah yang penikmat dapati dari penampilan impresif mereka dua tahun lalu di Euro 2016, Perancis.

Mungkin kita juga bisa mengingat bagaimana ketika Eslandia kembali dan disambut sangat meriah bak pemenang. Sebagai catatan saja, sejak 1976 - 2012 tidak pernah bisa lolos babak kualifikasi. Tapi, gelaran berikutnya mereka sanggup menembus babak delapan besar. Jadi amat wajar bagaimana rakyat Eslandia yang tidak terlalu banyak itu amat bergembira akan capaian timnas mereka.

Yang kemudian menjadi menarik, dengan penuh percaya diri, Hallgrimsson merilis ke-23 pemainnya yang akan diikut sertakan untuk Piala Dunia. Tim pertama dan satu-satunya yang dilengkapi nomor punggung. Kepercayaan diri ini, paling tidak, adalah motivasi yang tidak bisa dihitung dengan angka-angka.

Sedangkan untuk kedalaman skuad, Islandia tidak banyak mengubah komposisi pemain dengan yang mereka bawa untuk Euro 2016. Dan nama Sirgudsson masih menjadi pusat perhatian dan permaianan tim Islandia. Eksekusi melalui tendangan bebas sangat membahayakan gawang lawan.

Tidak perlu berharap banyak. Sebab mereka berada satu grup dengan Argentina, Kroasia dan Nigeria. Jadi, biarkan mereka sendiri yang mengejutkan penikmat sepakbola.

***

Kelak, sejarah akan dicatat begini: Bagaimana satu di antara lima tim ini yang akan memeriahkan Piala Dunia 2018.  Tidak ada cara lain, bagi tim kuda hitam ini, selain lari dan terus berlari laiknya The Black Stallion.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun