Sebenarnya isitilah "Kuda Hitam" kali pertama digunakan pada legenda The Black Stallions. Tepatnya pascaPerang Dunia II, pada tahun 1946 di Inggris.
The Black Stallions adalah nama seekor kuda milik Alec Ramsey. Karena tidak memiliki dokumentasi yang jelas akan asal-usul The Black Stallions, Alec Ramsey tidak bisa mengikutkan kuda miliknya pada sebuah kejuaraan ternama pada masa itu.
Namun, Alec Ramsey tidak patah arang. Karena terlanjur melatih kuda miliknya, ia ikut sertakan pada kejuaraan sesama kuda yang senasib. Tampil kurang meyakinkan pada awal kejuaraan, tetapi lambat-laun pemampilannya membaik dan keluar sebagai pemenang.
Tanpa silsilah kenamaan, ujar Alec Ramsey, kita akan menaklukkan dunia dan membuat sejarah yang hanya kita miliki.
Setiap kejuaraan memang menghasilkan pemenang. Dan pemenang lahir dari perjuangan dan/atau keberuntungan. Pada faktor kedua itu pula, biasanya, tim-tim "kuda hitam" muncul.
Si Kuda Hitam biasanya lebih "bergairah" untuk merusak hegemoni sang--atau para--juara. Meski tidak terlalu mendomonasi permainan, tapi terkadang permainanlah yang berpihak pada Si Kuda Hitam.
Atau yang lebih sering terjadi: ketika berhadapan dengan tim unggulan, tim-tim "kuda hitam" ini terus-menerus diserang tapi hanya dengan satu serangan balik, sebuah gol lahir. Tim-tim "kuda hitam" ini unggul dan menang, pada akhirnya.
Atau yang lebih sering terjadi: ketika berhadapan dengan tim unggulan, tim-tim "kuda hitam" ini terus-menerus diserang tapi hanya dengan satu serangan balik, sebuah gol lahir. Tim-tim "kuda hitam" ini unggul dan menang, pada akhirnya.
Kadang seperti itulah sepakbola. Bukan mana yang menguasai pertandingan, melainkan tim mana yang unggul jumlah gol pada akhir pertandingan.
Semakin menarik ketika tim-tim "Kuda Hitam" hadir di tengah kejuaran besar seperti Piala Dunia, misalnya. Mungkin kehadiran tim-tim inilah yang membuat Piala Dunia memang pantas untuk disaksikan.
Kami akan coba berikan beberapa alasan dan predikisi tim-tim mana saja yang termasuk dalam "Tim Kuda Hitam" ini.