Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyapa dan melakukan diskusi bersama Kompasianer dalam acara Kompasiana Perspektif bertajuk "Melawan Hoax, Menjaga Hati" di D'Consulate Lounge, Menteng, Jakarta, Kamis (31/05/2018). Di sana, Menag Lukman memaparkan pentingnya melawan hoaks bersama.
Menag Lukman mengatakan, fenomena merebaknya berita hoaks tidak lain karena masifnya perkembangan teknologi dan media sosial. Alih-alih memanfaatkannya untuk kebaikan, justru menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan kebencian.
Untuk itu ia mengingatkan kita semua agar bermedia sosial yang bijak dan cermat. Bijak untuk menyebarkan manfaat dan kedamaian, serta cermat dalam memilah informasi.
"Zaman sekarang manusia hidup di dua alam," katanya, "Dunia nyata dan dunia maya. Di dunia nyata, kita berkomunikasi dengan tatap muka, kita memperhatikan sikap dan bahasa yang akan kita gunakan. Kita juga bisa lihat ekspresi lawan bicara, sehingga kita lebih berhati-hati untuk menjaga rasa lawan bicara kita."
Ia melanjutkan, hal itu berbeda dengan cara komunikasi di dunia maya yang hanya membaca teks, tidak memikirkan ekspresi lawan bicara. Sehingga secara teknis, kata Menag Lukman, kehidupan di dunia maya berpotensi memungkinkan kita untuk berbohong dan berani untuk berujar benci.
"Menyadari akan kabar hoaks yang seolah tidak hentinya habis dan terus memainkan isu yang tengah berkembang, bahkan banyak yang mengatasnamakan agama," ujarnya.
Ia juga mengimbau, melawan hoaks harus dimulai dari diri sendiri, seperti menahan nafsu untuk menyebarkan berita dengan dilandasi menjaga rasa toleransi dan kemanusiaan sehngga meminimalisir potensi hoaks itu sendiri.
"Melawan berita-berita yang tidak berdasar atau kabar bohong, itu harus dimulai dari hati. Hanya hatilah yang menjadi landasan utama kita bagaimana tetap mampu berdialog dengan sesama kita dengan tetap menjaga sisi-sisi kemanusiaan. Karena di dunia Maya, sisi-sisi kemanusiaan itu nyaris pudar dan kita kehilangan rasa. Sehingga kita kehilangan hati untuk berbicara dan bertegur sapa kepada sesama," sebutnya.
Tak lupa, kepada 50 Kompasianer yang hadir, ia juga mengajak para blogger Kompasiana untuk menyebarkan kedamaian melalui tulisan di tengah fenomena berita palsu dan ujaran kebencian yang semakin kita rasakan akhir-akhir ini.
"Sebab pada dasarnya agama mempromosikan kedamaian, Islam berasal dari kata Salam yang berarti damai, begitu juga dengan Nasrani menyebarkan ajaran kasih sayang, Buddha dan Hindu punya Dharma, yang berarti kebenaran," ucapnya.
Di akhir acara, Menag Lukman Hakim berharap para blogger bisa menjadi duta penyebar kedamaian. Mempromosikan sifat tenggang rasa antar manusia melalui ide dan tulisan yang mereka terbitkan, khususnya di platform Kompasiana.
Karena tanpa bantuan dan dukungan masyarakat, menurut Menag Lukman, pemerintah akan sulit memberantas hoaks dan ujaran kebencian, begitu kalimat Menag Lukman sebelum menyudahi sebelum ditutup dengan buka puasa bersama Kompasianer.
(AL)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H