Beruntunglah. Dalam kondisi seperti itu sebuah Metromini  91 (Tanah Abang - Batusari). Meski penuh, akhirnya ia dan temannya yang hamil itu diperbolehkan naik.
Baru beberapa meter Metromini bergerak, sudah dihadang barisan polisi. Mereka semua yang ada di dalam Metromini diminta keluar. Anita dan temannya hanya bisa berlari, menyelamatkan diri.
Suara tembakan masih terus terdengar. Temannya  yang hamil itu sampai menangis. Tapi mereka tidak berhenti berlari. Angkutan apapun, bajaj atau taksi sekalipun, tidak ada yang kosong untuk bisa dinaiki.
Dalam usahanya untuk menyelamatkan diri dan pulang, banyak  yang mereka lihat. Dari ketiga orang yang membuntuti sampai penjarahan. Secara bergantian orang-orang memanggul barang elektronik, pakaian atau  apa saja yang bisa dibawa. Bahkan sampai pembakaran beberapa gedung.
Meski sudah sampai di rumah kaki Anita Godjali tetap bergetar. Takut itu nyata.
***
Berthy Rahawarin melewati Kampus Tarumanegara dan Trisakti dengan bis Cikokol, Tangerang menuju Grogol. Hari masih pagi, sekitar pukul sembilan. Tapi  sisa-sisa kerusuhan kemarin seakan masih terasa di jalan itu.
Kemudian kerusuhan kembali terjadi di mana-mana. Asap tebal mengapung di udara Jakarta. Jakarta lumpuh total.
Barulah ketika sore Berthy Rahawarin bisa pulang menggunakan taksi. Sesampainya di runah, ia mengajak warga perumahan Mahkota Mas untuk berjaga di sekitar komplek. Ada yang dibakar sebelum dan sesudah dijarah.
***