Fenomena mendadak rajin gereja itu ia sebut sebagai "fenomena munculnya kapal selam", istilah untuk menyebut umat yang hanya datang ke gereja saat Natal dan Paskah.
Belum lagi dengan umat yang datang beribadah dengan dandanan berlebihan. Sikap serba berlebihan saat Paskah justru mengingkari salah satu makna utama Paskah, yakni penderitaan dan keteladanan Yesus dalam kesederhanaan. Menurut Yose, ibadah Paskah semestinya penuh ketenangan dan suasana prihatin, bukan tampak penuh ingar bingar layaknya pesta.
Meski menyesalkan kebiasaan umat yang makin tidak peka memaknai arti Paskah, Yose masih merasa bersyukur. Sebab ia mendapat ilham perenungan dari apa yang ia lihat saat ibadah Paskah subuh di gereja. Ia menemukan arti bahwa Paskah Paskah dengan segala rangkaiannya hanya sebuah pengingat dari betapa besar kasih Tuhan kepada manusia.
Lewat Paskah, umat Kristen diajak untuk mengingat; Tuhan selalu mengasihi manusia apa adanya setiap saat, bukan hanya pada saat Natal atau Paskah datang.
(Lbt)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H