Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Perayaan Paskah Masa Kini Kehilangan Kesakralannya?

10 April 2018   15:00 Diperbarui: 16 April 2018   10:49 2533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Warga mengiringi patung Tuan Ma (Bunda Maria) yang diusung dari kapela menuju Gereja Katedral pada perayaan Pekan Suci atau Semana Santa bagi umat Katholik, di Larantuka, Flores Timur, NTT (KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT)

Fenomena mendadak rajin gereja itu ia sebut sebagai "fenomena munculnya kapal selam", istilah untuk menyebut umat yang hanya datang ke gereja saat Natal dan Paskah.

Belum lagi dengan umat yang datang beribadah dengan dandanan berlebihan. Sikap serba berlebihan saat Paskah justru mengingkari salah satu makna utama Paskah, yakni penderitaan dan keteladanan Yesus dalam kesederhanaan. Menurut Yose, ibadah Paskah semestinya penuh ketenangan dan suasana prihatin, bukan tampak penuh ingar bingar layaknya pesta.

Meski menyesalkan kebiasaan umat yang makin tidak peka memaknai arti Paskah, Yose masih merasa bersyukur. Sebab ia mendapat ilham perenungan dari apa yang ia lihat saat ibadah Paskah subuh di gereja. Ia menemukan arti bahwa Paskah Paskah dengan segala rangkaiannya hanya sebuah pengingat dari betapa besar kasih Tuhan kepada manusia.

Lewat Paskah, umat Kristen diajak untuk mengingat; Tuhan selalu mengasihi manusia apa adanya setiap saat, bukan hanya pada saat Natal atau Paskah datang.

(Lbt)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun