Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tentang Perseteruan Amien-Luhut

26 Maret 2018   06:25 Diperbarui: 26 Maret 2018   08:17 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Kolase Tribun Jabar/Tribunnews

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais kembali mengkritik pemerintah. Melalui sebuah ceramah di Bandung, Minggu (18/3/2018), Amien mengatakan program bagi-bagi sertifikat yang dilakukan Jokowi merupakan pengibulan. Pasalnya, menurut Amien 74 persen tanah di Indonesia hanya dikuasai oleh 0,2 persen penduduk.

Selang hari di Jakarta (19/3/2018), dalam sebuah kesempatan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengimbau kepada orang yang tak ia sebut namanya, untuk tidak asal kritik. Kata-kata tersebut disinyalir ditujukan kepada Amien Rais.

"Kalau kau merasa paling bersih kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok," ujar Luhut.

Atas perseteruan itu, Kompasianer menanggapi dengan beragam mulai dari mencermati, mengkritik, hingga mempertanyakan pernyataan Amien.

Kompasianer Afifuddin Lubis, misalnya, menilai pernyataan mantan Ketua MPR itu kurang tepat. Sebabnya bagi-bagi sertifikat tanah kepada masyarakat merupakan perbuatan baik karena penerima sertifikat menjadi punya legalitas atau landasan hukum atas tanahnya.

"Andainya data yang dikemukakan pendiri PAN ini mengandung kebenaran tentu muncul pertanyaan berikutnya. Apakah penguasaan kelompok tertentu terhadap tanah tersebut semuanya terjadi dalam tiga setengah tahun ini atau dengan kata lain semasa Jokowi memerintah atau sudah lama terjadi," tulis Afifuddin lewat artikelnya berjudul Mengkritisi Ucapan Amien Rais yang Sebut Jokowi Kibuli Rakyat.

Lain lagi dengan Kompasianer Yeremias Jena. Dia menilai, pernyataan Amien bisa saja menjurus ke arah fitnah atau kabar bohong kalau saja tidak didukung rujukan pada kajian dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi, setelah membaca ocehan Amien Rais ini, orang bisa saja bertanya, "'Apa bedanya perkataan sang guru besar ini dengan hoax?'," tulisnya. "Satu-satunya cara untuk membuktikan pernyataan ini sebagai benar adalah menunjukkan data pendukungnya. Keliru jika orang sekaliber Amien Rais hanya ingin melempar isu dan membiarkan publik membuktikannya sendiri." Yeremias juga menilai kritik Amien dapat berdampak pada kredibilitas seorang yang pernah mengklaim Bapak Reformasi itu.

Sebenarnya, kritik Amien yang dialamatkan kepada Jokowi terkait pada bidang agraria, dan seperti diketahui pendistribusian lahan kepada masyarakat yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat adalah amanat dari UU Pokok Agraria.

Artinya, sulit mengatakan kalau Amien tidak mengetahui landasan hukum dari bagi-bagi sertifikat itu. Belum lagi program Jokowi itu banyak mendapat porsi pemberitaan, baik media arus utama atau sosial. Dan jangan lupa, Amien bukanlah orang baru di gelanggang politik.

Kompasianer Yon Bayu mengulas dari sisi lain. Dia menjabarkan apa yang belum dilihat banyak orang. Lewat tulisan berjudul Memaknai Pengibulan yang Ditudingkan Amien Rais kepada Jokowi, Yon mempertanyakan apakah sertifikat program Jokowi sudah mewakili seluruh lahan di Indonesia atau hanya di daerah-daerah tertentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun