"Pada waktu Juli 2016 dipanggil presiden untuk ditugaskan menjadi Menteri Perdagangan dan beliau menekankan tiga hal: Sediakan bahan pokok, jaga bahan pokok, serta turun dan stabilkan harga," katanya di acara yang dihadiri puluhan Kompasianer itu.
Dalam menjalankan perannya sebagai menteri dirinya mempunyai beberapa pekerjaan rumah antara lain adalah menyehatkan persaingan antara pasar tradisional dan modern, yang menurutnya, sudah terlalu timpang.
"Di sini (pasar tradisional) tempatnya kumuh, becek, bau, dan harga mahal dibanding pasar ritel modern yang nyaman, bersih, ber-AC, dan harga relatif murah," terangnya. "Di tengah-tengah atau kiri-kanannya pasar dibangun lah Alfamart atau Indomaret, terutama menjelang atau setelah Pilkada sebagai kompensasi dari kepala daerah."
Meski begitu, dikatakannya, bukan berarti pasar modern harus ditutup. Sebab dia menilai ritel modern adalah sebuah keniscayaan tersendiri dalam menyerap tenaga kerja.
Mendag Enggar pun memilih pembenahan fisik dan kemitraan sebagai solusinya. Dan pemerintah ikut andil di sana. Dia pun mengancam apabila para pasar modern menolak dengan gagasan ini, "Kami akan tutup!" ucapnya.
(ibs)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H