Jakarta - Tindakan seksual pada anak kini kembali mendapat sorotan. Berita soal seorang guru yang menyodomi anak muridnya serta munculnya video asusila anak bersama orang dewasa yang viral menandakan bahwa anak masih menjadi objek eksploitasi seksual.
Namun yang menjadi pertanyaan apakah para pelaku tindakan asusila itu kesemuanya mengidap pedofilia? Ternyata menurut opini salah satu Kompasianer tidak demikian. Tidak bisa disamaratakan dan disetarakan bahwa pelaku tindakan asusila pada anak juga mengidap pedofilia.
Artikel ini menarik untuk dicerna, pasalnya ia mengambil sudut pandang penulisan yang cukup unik. Selain itu ada juga beberapa artikel menarik yang menjadi artikel pilihan hari ini. Berikut ini adalah 5 artikel pilihan untuk hari ini yang sayang jika Anda lewatkan.
1. Tidak Semua Pelaku Pencabulan Anak Mengidap Pedofilia!
Media sebagai pemberita seringkali mewartakan para pelaku kejahatan seksual pada anak ini sebagai pengidap pedofilia, padahal tak selalu demikian. Pedofilia dalam kaidah medis didefinisikan sebagai paraphilia atau kelainan seksual yang melibatkan dorongan fantasi seksual terhadap anak prepubertas.
Namun hanya sekitar 50 persen saja pelaku pencabulan merupakan pengidap pedofilia. Sisanya tidak memiliki hasrat seksual pada anak tetapi kemampuan sosial mereka tak cukup mumpuni untuk membangun hubungan emosional dan seksual dengan usia sebaya.
Ulasan seputar pedofilia ini cukup menarik untuk dibaca karena kita juga bisa tahu bagaimana seorang pengidap pedofilia memiliki kelainan jiwa.
2. Penemuan M77232917, Bilangan Prima Terbesar yang Pernah Ada
Bilangan prima yang baru saja ditemukan ini dinamakan M77232917 yang didapatkan dengan cara memangkatkan angka dua dengan 77.232.917 dan kemudian hasilnya dikurangi 11.
Penemuan bilangan ini kemudian diuji oleh beberapa ahli untuk uji kesahihan dan dinyatakan lolos untuk kemudian dipublikasi dalam sebuah jurnal.
Menariknya, untuk menemukan bilangan ini sang penemu memerlukan waktu yang cukup panjang. Bahkan para ahli yang menguji kesahihan angka ini butuh waktu selama beberapa hari dengan menghitung menggunakan komputer.
3. Apakah Kesenjangan Antar Generasi Terjadi di Tempat Kerja Anda?
Generasi milenial misalnya, lebih suka dengan gaya pekerjaan yang dinamis, tidak kaku dengan birokrasi meski struktur tetap ada dalam perusahaan. Berbeda dengan generasi lawas yang cenderung lebih kaku dan mengacu pada struktur serta hierarki.
Perbedaan inilah yang bisa menjadi pemicu konflik dalam lingkungan pekerjaan. Konflik akibat perbedaan antar generasi dapat dicari jalan keluarnya lewat jalan dialog. Baik pihak manajemen maupun karyawan sebaiknya berkepala dingin dan menaruh kepercayaan satu sama lain.
Selain itu ada beberapa solusi yang bisa menjembatani dan menghindari perselisihan antar generasi ini.
4. Alasan yang Masuk Akal tentang Kepindahan Coutinho
Namun sangat wajar sebenarnya Coutinho sangat ingin pindah ke Barcelona. Wajar seorang anak muda bertalenta jika menginginkan gelar. Secara kemampuan, Coutinho memang sudah sangat mumpuni untuk bermain bersama mantan rekan setimnya dahulu Luis Suarez dan sang pemain fenomenal Lionel Messi.
Tapi sayang, keputusannya meninggalkan Liverpool membuatnya melewatkan kesempatan untuk menjadi seorang legenda di sana. Padahal Coutinho memiliki kemampuan yang bisa membuat Liverpool bersaing di papan atas klasemen untuk memperebutkan gelar juara.
Bagi Anda penggemar sepak bola, ulasan ini layak Anda baca karena Anda bisa tahu setidaknya plus dan minus kepindahan Coutinho ke Barcelona.
5. Apa Saja Syarat untuk Membuat Toko Daring yang Bagus?
Pasalnya dalam artikel ini diulas beberapa syarat mutlak yang harus dipenuhi pengguna internet yang ingin memiliki sendiri toko onlinenya.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah nama toko. Memilih nama toko bukan perkara yang sepele karena nama tersebut harus sesuai dengan produk yang dijual. Tidak mungkin ketika kita menjual produk makanan tapi nama yang kita ambil misalnya "Hair and Facial Beauty" bukan?
Kemudan hal kedua yang harus mendapat perhatian lebih adalah kualitas pelayanan. Perilaku pengguna memilih tempat belanja saat ini bukan hanya dikarenakan faktor harga, tapi juga kepuasan yang berdasarkan kualitas pelayanan. Faktor ini juga harus dipertimbangkan untuk menggaet lebih banyak pembeli.
Ada juga beberapa faktor lainnya. Anda sebaiknya membaca ulasan selengkapnya lewat tautan di bawah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H