Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tentang Curahan Hati Seorang Satpam dan Pesawat Nirawak yang Membunuh Nurani

6 November 2017   22:50 Diperbarui: 7 November 2017   00:02 2488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UMP DKI akan naik, kenaikan ini membawa berkah bagi banyak warganya, tapi ada juga golongan pekerja yang tidak merasakan dampak kenaikan tersebut yakni para Satuan Pengamanan (Satpam). Banyak diantara mereka masih berstatus sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS). Gajinya pun di bawah rata-rata sebesar Rp 1.200.000 dan minimnya tunjangan lain.

Selain artikel soal Satpam dengan upah minim, ada juga ulasan menarik soal "kaum perempuan dengan keterbatasan ekonomi rela menjual harga diri". Tulisan soal "penggunaan drone dalam kegiatan militer", "persepsi yang salah mengenai massa otot", dan "keindahan tersembunyi di Lombok"menjadi lima artikel pilihan Kompasiana. Berikut ulasannya.

1. Adakah Keadilan UMP bagi Kami Para Petugas Keamanan ini?

Tribunnews.com
Tribunnews.com
Upah Minimum Perusahaan (UMP) Jakarta tahun 2018 ditaksir naik 8,71% menjadi Rp 3.648.035. Namun kenaikan ini tak disambut dengan suka cita oleh seorang Satuan Pengamanan (Satpam) yang berstastus Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dengan upah Rp 1.200.000 setiap bulannya.

Fasilitas yang didapat juga minim,, hanya sebuah pos jaga dengan televisi kecil dan galon beserta dispenser hasil ulurannya dengan rekan satu kerjaan. Padahal profesi sebagai Satpam cukup berat salah satunya jika melihat jam kerja hingga 12 jam perhari.

Jika TKS bisa diupah sesuai dengan upah minimum di masing-masing daerah, setidaknya bisa memberi sedikit angin segar bagi mereka. Bagaimana cerita selengkapnya? Simak ulasan di bawah ini.

Selengkapnya.

2. Perempuan Bukan Barang Publik

Ilustrasi. Loka-majalah.com
Ilustrasi. Loka-majalah.com
Negeri ini memiliki segudang tikoh wanita yang memiliki andil besar dalam membangun peradabannya seperti Malahayati, SK Trimurti, atau Ibu Negara, Fatmawati. Namun kenyataannya posisi perempuan seakan berada di bawah laki-laki.

Ada stereotipe mengenai perempuan sebagai perusak hubungan rumah tangga orang lain, wanita penghibur atau sebutan surga dunia. Kasus ini seperti mengkonstruksi pandangan negativ tentang perempuan. Pelabelan trsebut makin kencang berembus ketika sebuah tempat hiburan malam ditutup beserta wanita penghiburnya.

Padahal kegiatan para wanita tersebut terkait dengan faktor ekonomi dan sesungguhnya tak ada manusia manapun rela menjual alat vitalnya apda orang lain. Ketersediaan lapangan pekerjaan amat membantu memecahkan masalah ini.

Selengkapnya.

3. Pesawat Nirawak Sang Pembunuh Nurani

Sumber foto: scout.com
Sumber foto: scout.com
Baru-baru ini militer Amerika berhasil memporak menghancurkan pangkalan ISIS di Somalia dengan menggunakan drone.Hanya bermodalkan joystick,seseorang dari jarak amat jauh mampu membunuh manusia lain.

Dari layar yang menghubungkan drone dengan penggunanya, terlihat titik-titik manusia berhamburan dari markas ISIS. Padahal anak-anak kecil di rumah sering diperingati oleh orang tua untuk tidak bermain game atau menonton tayangan berbau kekerasan.

Penghancuran yang disebabkan oleh droneternyata memiliki dampak psikis bagi penggunanya. Menurut survei dari militer AS, sebanyak 46% pilot drone menderita stres oprasinoal.

Selengkapnya.

4. Komposisi Tubuh, Pentingnya Massa Otot bagi Atlet

Ilustrasi. Bussinessinsider
Ilustrasi. Bussinessinsider
Berat badan nyatanya tak melulu soal lemak, ternyata massa otot bisa menyebabkan seseorang tambah berat. Namun jika massa otot sesuai dengan tinggi badan dan beberapa komponen lainnya, akan bagus untuk perkembangan seorang atlet olahraga.

Setiap atlet di seluruh cabang olahraga memiliki komposisi tubuh idealnya sendiri. Bahkan, para pemain sepak bola di posisi penyerang, gelandang, atau pemain bertahan juga berbeda. Namun di banyak olahraga dengan kurangnya profesionalitas dalam hal managerial, pelatih hanya meminta pemain dengan tubuh lebih besar untuk diet walau tak ada ukuran baku mengelompokan pemain-pemain gendut dan ideal.

Indonesia sendiri tidak memiliki standarisasi berat badan dan massa otot ideal bagi atlet karena kesadaran menerapkan sains dalam olahraga. Simak ulasan lengkapnya pada tautan di bawah ini.

Selengkapnya.

5. Gili di Lombok Tidak Selamanya Trawangan

Dokumentasi Kompasianer, Endar Permadi
Dokumentasi Kompasianer, Endar Permadi
Ternyata masih banyak "surgadi lombok, salah satunya terdapat di Sekotong, Lombok Barat. Gili Nanggu adalah satu diantaranya, disana terdapat daerah konservasi terumbu karang, sehingga tak sembarangan perahu boleh bersandar.

Seperti kalimat "Lombok Sasak Mirah Adi" dalam buku Negara Kertagama yang berarti masyarakat Lombok memiliki hati lurus sebagai permata kerajaan, masyarakat di sana juga menganggap alam sebagai permatanya. Sehingga banyak gili yang terawat kelestariannya.

Bagaimana keindahan gili ini? Simak ulasan lengkapnya pada tautan di bawah ini.

Selengkapnya.

(LUK)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun