Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dari Memanusiakan Dokter hingga Kesehatan para Pengkritik di Media Sosial

17 Oktober 2017   21:26 Diperbarui: 18 Oktober 2017   04:56 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Profesi dokter adalah salah satu yang diidamkan banyak orang. Mereka menganggap dengan menjadi dokter maka masa depan dan kehidupan jadi lebih terjamin. "Banyak uang", tidak bisa dipungkiri stereotip inilah yang melekat dalam benak banyak orang jika bicara soal profesi dokter. Tapi di balik semua itu, dokter memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Dengan tanggungjawab yang besar inilah beban kerja pun semakin berat dan tidak jarang dokter-dokter kehilangan nyawa karena beban kerja yang diemban terlalu berat. 

Ulasan tentang "memanusiakan dokter" ini menjadi salah satu artikel pilihan Kompasiana hari ini. Selain itu ada pula ulasan tentang kesehatan orang yang sering mengritik di media sosial dan juga tentang pelantikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Semuanya terangkum dalam artikel pilihan hari ini. 

1. Pilpres Kirgiztan, Prosesi Pemilihan Presiden Paling Ramai se-Dunia

foto: asia.nikkei.com
foto: asia.nikkei.com

Pemilihan presiden di setiap negara memang berbeda-beda. Untuk di negara Kirgizstan ternyata cukup seru dan ramai. Kompasianer T.H. Salengke menceritakan secara langsung proses pemilunya dari Kirgizstan.

Pemilu yang berlangsung cukup sengit ini nyatanya dimenangkan oleh Sooronbai Jeenbekov, mantan Perdana Menteri Kirgiztan dalam satu putaran saja, karena telah berhasil mendulang suara lebih 50 persen dari sekitar 3 juta calon pemilih.

Kirgizstan memiliki kandidat presiden paling banyak di dunia. Terdapat 11 nama para kandidat yang berlaga memperebutkan kursi nomor satu di negara itu. Siapa saja nama-namanya?

Selengkapnya

2. "Sudden Death" pada Dokter Spesialis Muda, Saatnya Memanusiakan Dokter

Ilustrasi. freepik.com
Ilustrasi. freepik.com
Sudah sering kita temui peristiwa dokter spesialis muda yang meninggal ketiga sedang bertugas jaga di Indonesia. Sebetulnya, apa yang salah dengan pendidikan dokter spesialis?

Profesi dokter spesialis yang diidamkan oleh seluruh mahasiswa kedokteran memang harus ditempuh dengan penuh pengorbanan dan perjuangan. Dari mendedikasikan waktu dan tenaga, hingga finansial karena sekolah dokter spesialis tidak murah. Belum lagi setelah selesai sekolah, tak jarang berlomba-lomba untuk mencapai level kemapanan dalam hidup.

Selain itu, sebenarnya apalagi yang salah dalam sekolah dokter spesialis?

Selengkapnya

3. Sering Ikut Wawancara Kerja, Membuat Anda Lebih Matang

Ilustrasi. parade.com
Ilustrasi. parade.com
Interview atau wawancara kerja merupakan salah satu ujian singkat untuk para pelamar kerja. Ketika mengikuti interview, tentu kita akan dihujani bermacam-macam pertanyaan. Inilah mengapa sebetulnya interview harus dipersiapkan secara matang agar tidak "salah jawab".
Proses interview yang panjang belum tentu akan menghasilkan kabar baik, bahkan tak jarang akan sering menemukan kegagalan. Di saat inilah kita harus melakukan introspeksi diri. Karena jika tidak diterima kerja, bukan berarti kemampuan kita diragukan. Sejatinya kegagalan akan membuat diri kita makin dewasa dalam berpikir.

Selengkapnya

4. Sehatkah Orang yang Suka Mengkritik di Media Sosial?

Ilustrasi. thecrunch
Ilustrasi. thecrunch
Netizen atau warganet zaman sekarang memang sukanya mengkritik. Bahkan tak jarang kritik tersebut bernada kasar hingga berpotensi menyinggung orang yang dia kritik. Dengan tidak memikirkan perasaan orang lain terlebih dahulu sebelum mengkritik, apakah para netizen tersebut sebenarnya masih "sehat"?

Melalui media sosial, sering ditemukan netizen yang "menyerang" para artis atau selebgram yang biasa disebut dengan "haters". Melalui media sosial, mereka bisa lebih leluasa untuk mengkritik pedas karena dapat menyembunyikan identitas.

Menurut psikolog Mellissa Grace, M.Psi., beberapa orang merasa bahwa dengan terus menerus memberikan kritikan kepada orang lain dapat mengatasai rasa tidak aman (insecure) yang mereka rasakan dalam diri mereka sendiri. Bagaimana cara mengatasinya?

Selengkapnya

5. Mengawal Gubernur Baru Jakarta, Bukan Menagih Janji

Kompas.com
Kompas.com
Gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta baru Anies-Sandi akhirnya resmi dilantik. Dalam lingkup masyarakat demokratis, sudah seharusnya penerimaan kedua pemimpin Jakarta ini diapresiasi, mengingat keduanya terpilih dalam sebuah pemilu yang jujur, adil dan tentu saja bermartabat.
Seperti pada kepemimpinan sebelumnya, kepemimpinan baru di Jakarta ini selayaknya harus terus dikawal, bukan hanya menagih janji-janji kampanye. Dan di sinilah pemimpin akan memulai perjalanannya dengan melanjutkan perjuangan pemimpin sebelumnya, serta diharapkan membawa perubahan agar Jakarta menjadi lebih maju dan baik.

Selengkapnya

(fia/yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun