Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bagaimana Caranya Agar Kita Kembali Gemar Membaca Buku?

27 September 2017   16:01 Diperbarui: 27 September 2017   16:24 1891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial terbukti mengubah perilaku masyarakat secara global. Indonesia pun didera dampaknya, misalnya perilaku masyarakat yang kini lebih suka membaca status daripada buku. Anda juga bisa jadi salah satunya. Lalu bagaimana caranya agar kita semua kembali tertarik membaca buku?

Ulasan ini menjadi salah satu Kompasiana hari ini. Ada pula beberapa artikel lain yang menarik seperti panduan "me time" yang bisa membuat otak kembali segar, hingga alasan orang-orang yang hobi memelihara burung rela mengeluarkan uang ratusan juta demi hobi mereka.

Semua ini terangkum dalam artikel pilihan Kompasiana hari ini.

1. Kenapa Lebih Suka Baca Status daripada Buku?

Seperti yang kami tuliskan sebelumnya, zaman sekarang budaya gemar membaca buku sudah mulai memudar dan terganti oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih. Bagaimana caranya agar kita kembali bisa gemar membaca buku?

Pertama, ingat mimpi terbesarmu. Kadang kita mearasa malas atau bosan saat membaca buku. Tapi jangan karena hanya malas membaca buku akhirnya mimpi kita lenyap begitu saja.

Kedua, pilih buku yang disukai. Untuk menumbuhkan kembali minat baca buku, pilihlah buku yang ringan dan muda. Ketiga, ciptakan suasana yang kondusif. Agar semakin nyaman saat membaca, buat suasana sesuai dengan keinginan dan kenyamanan Anda.

Tips selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan berikut ini.

2. Benarkah Hubungan Seks Dapat Memicu Terjadinya Infeksi Saluran Kemih?

Ilustrasi. Alodokter.com
Ilustrasi. Alodokter.com
Infeksi saluran kemih adalah penyakit yang cukup ditakuti bahkan konon dapat berujung pada gagal ginjal. Namun apakah benar?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang juga seorang Kompasianer menulis ulasan ini. Menurutnya infeksi saluran kemih bagian atas (pada ginjal dan ureter) lebih sulit untuk terjadi dibanding ISK bagian bawah dan sering menyebabkan penyakit serius bahkan bisa mengakibatkan kegawatan. Biasanya ISK bagian atas terjadi akibat adanya batu pada ginjal atau ureter.

Gejala ISK tergantung dari letak organ yang terserang, ISK atas atau bawah. Pada ISK atas dapat terjadi komplikasi serius seperti sepsis dan gagal ginjal. Adanya batu ginjal mempermudah terjadinya ISK. Keputihan dapat menyebabkan ISK. Diagnosis ISK terutama berdasarkan gejala dan pemeriksaan urin, serta pemeriksaan pencitraan jika diperlukan.

Ulasan selengkapnya bisa Anda baca lewat tautan ini.

3. Modal Dengkul, Rintis Destinasi Wisata di Gunung Payung

Dokumentasi Kompasianer Bambang Setyawan
Dokumentasi Kompasianer Bambang Setyawan
Sebuah reportase menarik ditulis oleh salah satu Kompasianer. Ada geliat wisata di sebuah desa di Kabupaten Semarang tepatnya di Dusun Banjaran, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang. Warga di sana bermodal nekad berupaya untuk mengembangkan potensi wisata di sana.

Tepatnya di Gunung Payung, Desa Kesongo. Sebenarnya tidak layak dikatakan gunung pasalnya ketinggiannya hanya sekitar 650 mdpl. Medan menuju gunung ini cukup berat. Kondisi ekonomi warga desa ini pun bosa dikatakan nol.

Namun dengan modal nekad, warga bahu membahu menggali potensi wisata yang ada di desa mereka sehingga dapat menggerakkan perekonomian warga. Kisah ini sangat inspiratif, bagaimana mereka berjuang dari nol.

Ulasan selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan ini.

4. Panduan Menikmati "Me Time" yang Menyegarkan

Ilustrasi. Sidomi.com
Ilustrasi. Sidomi.com
Setiap orang tentu memerlukan me time, waktu di mana mereka menyendiri dan mengerjakan hal-hal yang disukai. Me time juga diperlukan untuk recovery saat menghadapi kejenuhan. Menurut penulis, me time ini sebaiknya dilakukan setidaknya seminggu sekali. Lalu seperti apa me time yang baik?

Pertama, mulailah dengan tidur lebih banyak. Tidur bisa memulihkan kondisi fisik dan pikiran. Cobalah untuk menambah waktu tidur. Kedua, konsumsi makanan kegemaran Anda. Jangan karena takut gemuk Anda harus menahan keinginan untuk memakan sesuatu. Berilah keringanan untuk tubuh Anda saat me time ini.

Ketiga, minum minuman yang menyegarkan. Bukan berarti minuman yang mahal ya, tapi yang bisa membuat fisik dan pikiran lebih bugar misalnya teh atau kopi.

Tips selengkapnya bisa Anda baca lewat tautan berikut ini.

5. Ini Alasan Mereka Rela Mengoleksi Perkutut Harga Ratusan Juta

Ilustrasi. Bosburung.com
Ilustrasi. Bosburung.com
Memelihara burung kini menjadi hobi banyak orang. Bahkan mereka rela menggelontorkan uang hingga ratusan juta rupiah demi memiliki burung dengan kicauan yang bagus.

Memang tidak masuk akal bagi orang awam, tapi bagi mereka itu adalah kenikmatan tersendiri. Penulis artikel ini sempat berbincang dengan seorang pehobi burung yang rela mengeluarkan uang sampai angka ratusan juta. Menurutnya, pada zaman dahulu semua priyayi memiliki burung terutama perkutut.

Menurutnya kepribadian, watak, bahkan keberuntungan maupun kesialan pemilik bisa dilihat dari hewan peliharaannya, begitu pula sebaliknya. Semacam hewan yang dipelihara bisa membawa hoki begitu juga pada burung perkutut, bentuk fisik atau hal yang dialami burung peliharaan dipercaya berpengaruh pada pemiliknya

Pada intinya dengan memelihara burung bertuah dengan ciri-ciri tertentu nasib dan kehidupan pemiliknya akan bertambah baik, harapannya.

Ulasan selengkapnya bisa Anda baca lewat tautan berikut ini.

(yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun