Jakarta - Bank atau segala sesuatu yang bersinggungan dengan keuangan, memiliki kesan yang kaku dalam persepi publik. Bank dicitrakan sebagai sebuah entitas yang kaku, non-dinamis, menjunjung tinggi struktural. Inilah yang menjadi tantangan di era serba dinamis yang diisi oleh generasi millenial saat ini. Bank dituntut untuk terus mengikuti arus agar tidak tenggelam dimakan zaman.
Media sosial bisa menjadi salah satu game-changer. Media sosial dapat membentuk citra publik secara kolektif dan cepat. Inilah yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan sepertinya, Bank Danamon sadar akan hal ini.
Melihat perubahan zaman dengan geliat milenials yang semakin aktif di dunia maya, Danamon berusaha mengikuti arus tersebut dengan melakukan perombakan pada struktur dan alur komunikasi publik. Media sosial menjadi saluran yang mendapat porsi perhatian besar guna menjangkau konsumen generasi millenial.
Hal ini terlihat dari pernyataan Toni Darusman, Chief Marketing Officer Bank Danamon dalam peluncuran corporate website baru www.danamon.co.id. Menurutnya, komunikasi digital pada era perkembangan teknologi seperti saat ini memang tidak bisa ditinggalkan dan harus mendapat perhatian khusus.
"Kanal komunikasi digital seperti website dan media sosial merupakan sarana interaksi yang tidak terpisahkan bagi masyarakat saat ini, khususnya generasi millenial. Komitmen kami adalah untuk terus meningkatkan efektivitas, kualitas serta kecepatan respon terhadap permintaan dan kebutuhan masyarakat," ujar Toni dalam acara peluncuran website corporate yang diselenggarakan di Eighty Nine & Spritis Cafe, Kemang, Jakarta Selatan.
Jika bicara soal media sosial, tentu kita akan berujung pada pengelolaan dan produksi konten. Seberapa konsisten kita memproduksi konten di media sosial tentu akan turut memengaruhi angka engagement publik terhadap korporasi yang menggunakan media sosial tersebut. Danamon pun sepertinya cukup memperhatikan hal ini. Toni pun menjamin konsistensi produksi konten di channel media sosial mereka. Tentu saja ini demi menggaet konsumen generasi millenial yang lebih besar.
"Konten itu penting, jika konten tidak menarik maka tidak akan membuat orang engage. Karena itulah sejak Oktober lalu kami melakukan restrukturisasi organisasi untuk media komunikasi termasuk untuk konten," ujar Toni ketika tim editorial Kompasiana melontarkan pertanyaan terkait konten.
"Konten akan kami buat semenarik dan serelevan mungkin. Kita buat atau momen relevan yang tepat," tambahnya.
Kendati melakukan peremajaan serta perombakan besar-besaran demi generasi millenial, bukan berarti generasi ini adalah konsumen baru bagi Danamon. Danamon sendiri sebenarnya memiliki nasabah dengan jumlah merata baik dari usia yang masuk pada generasi millenial maupun generasi lawas. Namun karena melihat ada potensi yang lebih besar dari generasi millenial, inilah yang memicu peremajaan besar-besaran dari media komunikasi digital Bank Danamon.
"Ini merupakan langkah dan upaya kami untuk menggeser persepsi bank konservatif ke arah yang lebih muda. Reposisi ini demi membuat Bank Danamon lebih relevan," kata Toni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H