Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ketika Elly Risman Mengusik Pencinta K-Pop, Hikmah Apa yang Harus Diambil?

2 Agustus 2017   20:10 Diperbarui: 8 Agustus 2017   06:49 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.ambit.co/media/innews

Dalam beberapa hari terakhir, jagat media sosial diramaikan dengan pernyataan Elly Risman, seorang psikolog. Dia mempermasalahkan dan melabeli kedatangan girlbandKorea SNSD ke Indonesia yang katanya merupakan simbol seks dan pelacuran.

Selain mengenai hal ini, terdapat pula artikel mengenai media online sekarang yang kebanyakan lebih mengejartraffic, sampai langkah-langkah untuk menghadapi hoaks dalam informasi kesehatan. Berikut 5 headlinepilihan Kompasiana hari ini.

1. 6 Hal yang Bisa Dipelajari Ketika Elly Risman Mengusik Kpop Lovers

Sumber ilustrasi: thestar.com.my
Sumber ilustrasi: thestar.com.my
Beberapa hari terakhir sosial media dihebohkan dengan pernyataan seorang psikolog yang bernama Elly Risman dalam cuitannya di twitter. Kehebohan ini timbul karena Elly Risman mempermasalahkan kedatangan girlbandKorea yang bernama SNSD yang 'katanya' diundang untuk perayaan kemerdekaan.

Elly kemudian tidak setuju akan hal tersebut karena menurutnya girlbanditu merupakan simbol seks dan pelacuran. Ia mempertanyakan letak kreativitas pemerintah atas diundangnya girlbandtersebut. Tab Mentions Elly langsung dipenuhi dengan protes, marah, dan bully, terutama oleh Kpop-ers.

Melalui kasus ini, banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya. Contohnya adalah bertabayyun, karena faktanya SNSD diundang dalam rangka Countdown Asian Games 2017, bukan untuk perayaan Hari Proklamasi. Kemudian, sikap apalagi yang harus kita ambil dari kasus ini?

Selengkapnya

2. Mau jadi Jurnalis atau Hamba Visitor?

Ilustrasi: realmatch.com
Ilustrasi: realmatch.com
Sekarang ini banyak kita jumpai artikel yang memakai bahasa dramatis untuk disuguhkan pada pembaca, contohnya adalah sebuah media onlineyang menayangkan berita "heboh" tentang seorang pria yang kesakitan karena kemaluannya dijepit kepiting.

Tentu saja berita semacam ini akan mengundang klik para pembaca karena rasa penasaran. Penulisnya pun juga menuliskan berita ini dengan begitu yakinnya seolah-olah ia menyaksikan langsung di tempat kejadian.

Namun, uniknya, si wartawan tidak berada di lokasi kejadian. Di mana dan kapan peristiwa itu terjadi juga tidak dicantumkan. Siapa saja yang menolong pria itu juga tidak disebutkan. Padahal semua unsur ini harus ada dalam karya jurnalistik. Apakah semua media online memang menghamba traffic seperti ini?

Selengkapnya

3. Mati Ketawa ala Jepang

poster festival film komedi (dokumentasi pribadi penulis - Amakusa Shiro)
poster festival film komedi (dokumentasi pribadi penulis - Amakusa Shiro)
Dunia memang perlu humor atau lelucon. Pada masa sekarang, humor ini boleh dikatakan sebagai sesuatu yang bisa memberikan ruang gerak, agar hubungan antar manusia tidak menjadi kaku dan semakin harmonis.

Namun terkadang ada beberapa orang yang mencoba memberikan suatu lelucon, tapi orang yang mendengar tidak tertawa, atau biasanya disebut dengan "garing". Atau sebaliknya, tidak berniat melucu tetapi orang yang mendengarkannya malah bisa tertawa.

Jika menurut kita orang Jepang itu serius, ini sebetulnya salah. Mereka juga sangat menyukai humor. Contohnya banyak acara televisi yang menayangkan acara humor. Bagaimana perjalanan humor di Jepang?

Selengkapnya

4. 4 Langkah Mudah Deteksi 'Hoaks' Informasi Kesehatan!

ilustrasi hoax - bintang.com
ilustrasi hoax - bintang.com
Saat ini di internet banyak sekali informasi bermunculan, sampai-sampai kita sekarang bisa dikatakan dalam kondisi "kebanjiran informasi". Informasi ini tak semuanya tepat. Banyak yang sembarangan dan tidak benar, atau sering disebut dengan kata hoaks.

Salah satu informasi yang rawan untuk menjadi hoaks adalah informasi soal kesehatan. Menurut statistik, hampir setengah dari informasi kesehatan yang ada di internet ternyata tidak benar.

Informasi hoaks kesehatan dampaknya bisa lebih merugikan personal karena dirasakan langsung pada tubuh kita sendiri. Info kesehatan yang sesat bisa menunda perawatan atau pengobatan yang sedang dijalani atau ditempuh. Dan ini bahkan bisa membuat orang kehilangan nyawanya.

Selengkapnya

5. Bunga Jabe, Miniatur Kampung Bugis di Karimunjawa

Zakaria yang mematut dirinya mirip Jack Sparrow berpose di depan rumah panggungnya (dokumen penulis - Dhanang Dhave)
Zakaria yang mematut dirinya mirip Jack Sparrow berpose di depan rumah panggungnya (dokumen penulis - Dhanang Dhave)
Pulau Kemujan yang berdampingan dengan Pulau Karimunjawa memang tidak kalah terkenalnya. Kemujan telah menjadi sumber kebutuhan energi terutama energi listrik dengan PLTD untuk Karimunjawa.

Bunga Jabe, dalam bahasa Bugis berarti bunga Puteri Malu menjadi nama pantau mungil di dekat pelabuhan Legon Bajak, Pulau Kemujan-Karimunjawa. Rumah khas suku Bugis menjadi simbol, tentang budaya yang pernah dibawa leluhurnya ketika pertama kali datang dan menetap di Pulau Kemujan.

Banyaknya suku Bugis yang bermukim di Pulai Kemujan karena pulau ini berhimpitan dengan Karimunjawa. Keberadaan mereka juga mudah dikenal, karena bentuk rumah panggungnya yang erat ciri khas suku Bugis. Bagaimana keindahannya?

Selengkapnya

(FIA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun