Novel dan film Filosofi Kopiyang memiliki banyak sekali fans nyatanya tidak mempengaruhi jumlah penonton untuk sekuel filmnya, Filosofi Kopi 2: Ben & Jody. Filosofi Kopi 2dinilai kurang begitu mendapat perhatian penonton karena salah satu penyebabnya adalah jadwal rilis film yang kurang tepat, berbarengan dengan sejumlah film impor lainnya yang lebih menarik perhatian khalayak.
Selain mengenai film Filosofi Kopi 2,masih terdapat artikel mengenai kepemimpinan yang ternyata tidak hanya timbul dari sekadar skill,sampai hal unik apa saja yang akan kita alami apabila sedang berkunjung ke Tokyo, Jepang. Berikut merupakan lima artikel pilihan Kompasiana hari ini.
1. Mengapa Filosofi Kopi 2 Gagal Capai Target 800 Ribu Penonton?
Sebenarnya target 800 ribu penonton itu bukan merupakan angka yang hanya "impian". Karena melihat dari film dan novelnya, fans film Filosofi Kopilumayan banyak. Apa daya terkadang harapan memang tidah sesuai dengan realita.
Banyak faktor yang mengakibatkan film Filosofi Kopi 2 kurang mendapat banyak perhatian penonton. Diantaranya adalah jadwal perilisan film yang kurang pas, yakni bertepatan dengan film Spiderman: Homecoming. Kemudian berminggu-minggu berikutnya film impor terus bermunculan, seperti Despicable Me 3, Baywatch, Dunkirk dan War for The Planet of The Apes. Lalu apa penyebab lainnya sehingga Filosofi Kopi 2kurang diminati penonton?
2. Ketika Justru Mama Papa yang Kecanduan Medsos
Beberapa tahun lalu, tren seperti ini hanya terjadi pada generasi muda yang sedang mencari jati diri. Namun kini, masa ini telah semakin berkembang. Angkatan Mama Papa kita pun sama saja, keranjingan media sosial dan gawainya.
Alasan penggunaan gadget secara "ekstrim" memang tidak dapat dikelompokkan secara tegas, karena kaburnya pembatasan wilayah kerja dan ranah hiburan dalam layanan komunikasi digital. Namun, sebagian besar dari mereka tentu masih menggunakannya dengan bijak. Apa saja alasan mereka yang tidak bisa lepas dari smartphonenya?
3. Kepemimpinan Itu Tidak Hanya Soal Skill tapi Juga Hormonal
Sebagai contoh, para pemimpin perempuan mereka tampak lebih tomboy. Kadar testosteron mereka ternyata lebih tinggi daripada perempuan lain. Di samping itu, pemimpin laki-laki yang sukses memiliki masalah tahta, harta, dan wanita. Ini identik dengan kadar testosteron.
Ciri-ciri pemimpin yang baik berdasarkan kombinasi hormon ini diantaranya adalah tidak mudah meledak dan dominan tapi tidak agresif. Kemudian, apa saja ciri-ciri lain kombinasi testosteron tinggi dan kortisol rendah yang biasanya ada pada seorang pemimpin ini?
Sepanjang berada dalam golongan pelanggan listrik yang sama, bayarnya akan tetap sama dan tidak dibeda-bedakan per wilayah. Kemudian masalahnya adalah, apakah kualitas listrik yang diterima pelanggan sama? Seperti listrik yang ada di Jakarta, apakah mengalami pemadaman hingga 11 kali per bulan seperti warga Kupang?
Selain frekuensi pemadaman listrik, kestabilan tegangan merupakan salah satu indikator mutu layanan kelistrikan. Bagaimana penjelasannya?
5. 5 Hal Unik saat Anda Berada di Tokyo
Terdapat lima hal yang bisa kita temukan jika berjalan-jalan ke kota Tokyo, Jepang. Pertama adalah hormat dengan membungkukkan badan. Mengenai budaya ini memang sudah lazim terjadi di jepang. Bungkuk menghormat ini diiringi dengan sapaan selamat dan ucapan yang baik untuk kita.
Kemudian hal selanjutnya adalah sapu tangan di atas meja. Simbol ini memiliki arti bahwa meja ini sudah ada yang punya, semacam tanda "reserved". Lalu masih terdapat 3 hal lain yang akan kita temui jika sedang berlibur di Jepang. Apa saja?
(FIA/yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H