Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inilah Tips Sukses saat Melamar Pekerjaan

25 Juli 2017   18:54 Diperbarui: 25 Juli 2017   21:38 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: corporate-leaders.com

Pencari kerja semakin banyak di Indonesia, semua ini tak lepas dari banyaknya jumlah penduduk produktif. Namun, mereka sering melupakan beberapa hal yang membuatnya terhamdat untuk menemukan sebuah pekerjaan.

Tips mendapat pekerjaan menjadi salah satu artikel pilihan Kompasiana hari ini. selain itu ada artikel soal bunuh diri yang marak terjadi di Jepang. Perubahan sistem Piala Afrika, menumpuknya sampah di Gunung Kerinci, dan metode baru yang ditawarkan oleh Youtub menjadi artikel lainnya dalam deretan lima artikel pilihan Kompasiana hari ini.

Berikut lima diantaranya.

1. Melamar Kerja? Jangan Matikan HP Anda

Ilustrasi. 123RF
Ilustrasi. 123RF
Semakin banyak anak muda yang sedang mencari kerja belakangan ini, tapi banyak kesalahan yang dilakukan para pencari kerja. Dalam artikel ini, penulis memberikan beberapa tips kepada Anda lakukan agar tidak mengabaikan panggilan perusahaan yang anda lamar.

Pertama, jangan pernah mengabaikan HP terutama saat jam kerja, karena saat itu adalah waktu yang sering digunakan sebuah perusahaan memberi kabar kepada calon karyawannya untuk melakukan tes masuk. Kedua, jaga penampilan saat prosesi interview berlangsung. Tiga, jaga stamina sebelum tes berlangsung. Bagaimana cerita selengkapnya? Simak ulasannya di bawah ini.

Selengkapnya.

2. Serba-serbi Bunuh Diri di Jepang

(riftress.deviantart.com)
(riftress.deviantart.com)
Jepang dikenal sebagai negara dengan angka bunuh diri yang besar, tapi faktanya negara para samurai ini menempati posisi enam dalam daftar terbanyak peristiwa bunuh diri. Ada sedikit catatan mengenai posisi tersebut. Karena banyak warganya yang hidup menyendiri, menyebabkan sulitnya mengungkap pertanyaan mengenai sebab kematian seseorang karena sulit ditemukan orang yang bisa memberikan keterangan.

Banyak sekali faktor bunuh diri di Jepang, seperti faktor kesehatan, masalah rumah tangga, faktor sekolah, dan tekanan saat bekerja. Sedangkan untuk cara bunuh dirinya, pria lebih sering mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Jepang memiliki beberapa lokasi yang kerap dijadikan tempat untuk bunuh diri seperti kaki Gunung Fuju.

Jepang juga memiliki tradisi bunuh diri yang dikenal dengan sebutan harakiri. Cara bunuh dirinya pun tidak sembarangan, kebanyakan dari mereka akan menusuk perutnya. Mengapa perut dijadikan titik untuk menghunuskan pisau? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Selengkapnya.

3. Revolusi Turnamen Sepak Bola ala Benua Afrika

Piala Afrika 2017. AFC
Piala Afrika 2017. AFC
Setiap benua memiliki kompeisi sepak bola tersendiri, termasuk benua Afrika. Piala Afrika tidak seperti benua lainnya yang sering dimenangi oleh negara dengan sederet bintang, Piala Afrika menyuguhkan banyak kejutan seperti Timnas Nigeria yang gagal lolos di dua edisi terakhir padahal pernah merebut gelar juara pada edisi 2013.

Beberapa tahun belakang, Piala Afrika dilakukan setiap awal tahun karena kompetisi domestik di Afrika sudah berakhir. Namun ekspansi pemain asal Afrika ke liga Eropa membuat Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) mengganti jadwal liga mengikuti jadwal liga-liga top Benua Biru, peraturan tersebut akan diterapkan pada Piala Afrika 2019.  

Perubahan jadwal ini berdampak pula pada sponsor. Layaknya Piala Eropa dan Amerika, Piala Afrika dapat disiarkan secara global. Selain itu, Pencari bakat dari klub-klub Eropa akan lebih mudah memantau permainan pemain-pemain asal Afrika. Apa saja kelebihan lain yang akan di dapat dari perubahan yang dilakukan oleh CAF? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Selengkapnya.

4. Darurat sampah di Gunung Kerinci

dokumentasi Sutomo Paguci
dokumentasi Sutomo Paguci
Kondisi gunung berapi tertinggi di Indonesia dan Asia yaitu Gunung Kerinci semakin memprihatinkan. Semua ini diakibatkan oleh banyaknya sampah yang akan ditemui di beberapa titik seperti pintu rimba, pos 1, pos 2, pos 3, shalter 1, shalter 2, dan shalter 3. Banyaknya sampah yang berserakan di jalur pendakian, dijadikan sebagai penanda jalan.

Kebanyakan sampah yang ada di Gunung Kerinci adalah sampah plastik yang ringan dibawa turun. Sampah plastik juga sulit di urai, diperkirakan hingga 1.000 tahun lamanya. Masalah sampah agaknya harus diselesaikan untuk kembali mempercantik Gunung Kerinci.

Dibutuhkan kesadaran kepada para pendaki untuk membersihkan Gunung Kerinci. Bagaimana cerita selengkapnya? Silahkan buka tautan di bawah ini.

Selengkapnya.

5. Ini Cara Youtube Membatasi Ruang Gerak Terorisme

Sumber ilustrasi: corporate-leaders.com
Sumber ilustrasi: corporate-leaders.com
Baru-baru ini netizen dibuat heboh berkat pernyataan pemerintah yang ingin memblokir aplikasi Telegram karena dianggap sering digunakan oleh teroris untuk berkomunikasi secara aman. Untuk menghindari kemungkinan ini, Youtube meluncurkan terobosan baru dengan metode bernama Redirect Method.

Metode tersebut bekerja untuk menanggapi pencarian kata kunci yang bersinggungan dengan aksi terorisme dan ekstrimisme dan mengarahkan halamannya ke playlist video yang kontennya berisikan pesan anti terorisme. Hingga kini metode tersebut masih dalam pantauan Youtube.

Selengkapnya.

(LUK/yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun