Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inilah Tips Sukses saat Melamar Pekerjaan

25 Juli 2017   18:54 Diperbarui: 25 Juli 2017   21:38 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selengkapnya.

3. Revolusi Turnamen Sepak Bola ala Benua Afrika

Piala Afrika 2017. AFC
Piala Afrika 2017. AFC
Setiap benua memiliki kompeisi sepak bola tersendiri, termasuk benua Afrika. Piala Afrika tidak seperti benua lainnya yang sering dimenangi oleh negara dengan sederet bintang, Piala Afrika menyuguhkan banyak kejutan seperti Timnas Nigeria yang gagal lolos di dua edisi terakhir padahal pernah merebut gelar juara pada edisi 2013.

Beberapa tahun belakang, Piala Afrika dilakukan setiap awal tahun karena kompetisi domestik di Afrika sudah berakhir. Namun ekspansi pemain asal Afrika ke liga Eropa membuat Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) mengganti jadwal liga mengikuti jadwal liga-liga top Benua Biru, peraturan tersebut akan diterapkan pada Piala Afrika 2019.  

Perubahan jadwal ini berdampak pula pada sponsor. Layaknya Piala Eropa dan Amerika, Piala Afrika dapat disiarkan secara global. Selain itu, Pencari bakat dari klub-klub Eropa akan lebih mudah memantau permainan pemain-pemain asal Afrika. Apa saja kelebihan lain yang akan di dapat dari perubahan yang dilakukan oleh CAF? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Selengkapnya.

4. Darurat sampah di Gunung Kerinci

dokumentasi Sutomo Paguci
dokumentasi Sutomo Paguci
Kondisi gunung berapi tertinggi di Indonesia dan Asia yaitu Gunung Kerinci semakin memprihatinkan. Semua ini diakibatkan oleh banyaknya sampah yang akan ditemui di beberapa titik seperti pintu rimba, pos 1, pos 2, pos 3, shalter 1, shalter 2, dan shalter 3. Banyaknya sampah yang berserakan di jalur pendakian, dijadikan sebagai penanda jalan.

Kebanyakan sampah yang ada di Gunung Kerinci adalah sampah plastik yang ringan dibawa turun. Sampah plastik juga sulit di urai, diperkirakan hingga 1.000 tahun lamanya. Masalah sampah agaknya harus diselesaikan untuk kembali mempercantik Gunung Kerinci.

Dibutuhkan kesadaran kepada para pendaki untuk membersihkan Gunung Kerinci. Bagaimana cerita selengkapnya? Silahkan buka tautan di bawah ini.

Selengkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun