Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bisakah Indonesia Belajar Menghemat Sampah dari Jerman?

12 Juli 2017   16:59 Diperbarui: 13 Juli 2017   05:22 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus rabies adalah virus yang menular dengan cepat. Sederhananya, virus ini menular ke hewan-hewan di sekitar kita seperti bisnis multilevel marketing. Satu anjing dapat menularkan ke anjing lain, sebelum akhirnya dia sendiri akan mati karena virus ini menyebabkan kerusakan otak.

Selengkapnya.

3. Sampah Popok Bayi di Sungai dan Matinya Budaya Bersih

Dokumentasi Kompasianer Hadi Santoso.
Dokumentasi Kompasianer Hadi Santoso.
Membersihkan sungai itu mudah. Bisa dilakukan asal bersama mau turun dan gotong royong. Yang sulit adalah menjaga sungai agar terus bersih. Penulis artikel ini yang merupakan tim peneliti menemukan fenomena menarik sekaligus miris. Selama tim peneliti ini menyusuri sungai sepanjang 4 kilometer, mereka mendapati 2 kuintal sampah popok bayi.

Pernah dalam perjalanan menuju ke tempat kerja, penulis mendapati seorang pengendara motor yang membawa bungkusan plastik. Saat melintas di atas jembatan, dia mendadak melempar bungkusan yang ternyata berisi sampah popok itu ke sungai.

Sampah akan menjadi kawan bila dikelola dengan baik dan bisa diolah menjadi benda bernilai ekonomis. Namun, bila tidak dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi musibah seperti sumber penyakit dan banjir. Dan, karena sampah banyak berasal dari masyarakat, maka masyarakat lah yang pertama bertanggung jawab mengolah sampah.

Selengkapnya.

4. Afi Mengingatkan Saya pada Lance Armstrong

Afi. Kompas.com
Afi. Kompas.com
Ada sebuah persamaan antara Afi dan Lance Armstrong. Armstrong adalah atlit sepeda yang melegenda. Ia jadi juara Tour de France sebanyak 7 tahun berturut-turut, namun di akhir kariernya ia mengakui bahwa dirinya melakukan doping.

Afi dan Amstrong mempunyai kesamaan. Keduanya adalah publik figur, dikenal dan dipuji orang. Keduanya berkesempatan bertemu dengan pemimpin negaranya masing-masing karena prestasi yang diraih. Mereka juga dianggap berbuat sesuatu yang penting untuk bangsanya, Afi dengan gagasan "warisan" sedangkan Amstrong dengan kegiatan amalnya untuk pasien kanker. Keduanya juga pada awalnya tidak mengakui perbuatan salah yang dituduhkan namun kemudian mengakuinya.

Mereka berdua pun memiliki fans yang tidak sedikit, tapi keberadaan fans ini memiliki konsekuensi. etika seorang publik figur salah, fatal akibatnya, fans bisa jadi berbalik 180 derajat yang pada awalnya memuji berubah menjadi mencela, bahkan membuli secara bertubi-tubi. Seperti cinta menjadi benci yang kata orang beda tipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun