Sesama umat Muslim tentu kita diwajibkan untuk saling mengingatkan kepada kebaikan. Jangan sampai puasa kita di bulan Ramadan ini hanya untuk menahan lapar dan haus saja. Beberapa Kompasianer mengajak kita semua membuka hati, merenung dan introspeksi diri di bulan yang penuh berkah ini, agar kita bisa menjadi orang yang lebih baik dan bertakwa kepada Allah SWT.
Selain itu, jangan sampai hikmah bulan Ramadan tidak bisa kita ambil sebanyak-banyaknya dan justru hanya sekadar "numpang lewat". Petuah ini diilhami dari kisah Raja Iskandar Zulkarnain dan pasukannya dari buku "Tasawuf Modern" karya Prof. Hamka.
Jangan sampai selepas Ramadan, kita kembali jadi manusia dengan keburukannya seperti biasa. Kita seharusnya malu bertemu Ramadan dan merenungkan hal ini. Kita juga harus bertekad, jika ujian (Ramadan) itu datang lagi, kita harus lebih meningkatkan ketakwaan dengan lebih rajin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ramadan sebagai momen introspeksi diri
Kompasianer Misbahul Ulum mengajak Kompasianer untuk introspeksi diri di bulan suci Ramadan ini. Bukan hanya sekadar Introspeksi dengan mengingat dan merenungkan kesalahan yang telah kita perbuat pada masa lalu semata, dan kemudian bertobat. Akan tetapi lebih dari itu, introspeksi menuntut sikap yang arif dan bijaksana.
Raihlah keberkahan di bulan Ramadan
Keberkahan di bulan Ramadan bisa didapat dari hubungan bermasyarakat. Saling menasehati sesama lain tentang kebaikan, mengamalkan ilmu pengetahuan di jalan Allah, bersedekah, silaturahmi, dan lain-lain juga merupakan poin penting yang harus kita amalkan di bulan suci ini agar keberkahan Ramadan yang sebenarnya bisa kita dapatkan.
**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H