Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Serba-serbi Ramadan; Pesantren Kilat hingga "Jual Beli" Uang Baru

15 Juni 2017   09:58 Diperbarui: 15 Juni 2017   10:53 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kompas/ferganata indra riatmoko

Bulan Ramadan selau menghadirkan kesejukan hati serta cerita-cerita menarik yang bisa diabadikan lewat tulisan, mulai dari tradisi di bulan Ramadan hingga jelang lebaran. Beberapa Kompasianer berikut punya cerita menarik tentang serba-serbi Ramadannya masing-masing. 

Salat Tarawih dengan dua Imam

Foto: kompas/ferganata indra riatmoko
Foto: kompas/ferganata indra riatmoko
Dari kota apel, Malang, Kompasianer Mas Yunus enggambarkan suasana toleransi sesama umat muslim dalam hal perbedaan mekanisme beribadah. Seperti Salat Tarawih di Masjid Asy-syifa misalnya; ada dua imam yang memimpin Salat Tarwih dengan jumlah rakaat yang berbeda untuk dua kelompok jamaah tertentu.

Hal ini terbilang unik dan jarang ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Imam yang pertama akan memimpin Salat Tarawih dengan 11 rakaat kemudian digantikan dengan imam lainnya untuk memimpin jamaah yang biasa Salat Tarawih 23 rakaat. Meskipun begitu, setelah Salat Tarawih selesai, merekatetap berkumpul lagi bersama untuk melaksanakan tadarus Al Quran di Masjid ini.

Pesantren Kilat Ramadan

Foto: Dokumentasi Kompasianer Cecep Gaos
Foto: Dokumentasi Kompasianer Cecep Gaos
Sanlat atau Pesantren Kilat biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan tujuan meningkatkan motivasi anak dalam beribadah di bulan suci ramadan serta memupuk kesadaran sosial lewat kegiatan lain; diantaranya santunan kepada anak yatim piatu, memberikan makanan untuk berbuka puasa dan buka puasa bersama, dan lain-lain.

Kompasianer Cecep Gaos menuliskan pengalamannya mengadakan Pesantren Kilat di sekolah tempatnya mengajar yang dilaksanakan dalam beberapa hari di bulan Ramadan. Pesantren Kilat ini diisi dengan kegiatan Tadarus Al-Quran serta pembekalan materi-materi Agama Islam lainnyaa. Meskipun terbilang relatif singkat, Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan edukasi yang baik tentang ibadah puasa serta kepekaan sosial yang tinggi.

Jual beli uang baru jelang lebaran

Foto: Dokumentasi Kompasianer Tria Cahya
Foto: Dokumentasi Kompasianer Tria Cahya
Menjelang Hari raya Idul Fitri, fenomena menukarkan uang baru bukan hal baru lagi di Indonesia. Namun ini justru dimanfaatkan segelintir orang untuk mencari keuntungan pribadi dengan menyediakan jasa penukaran uang "ilegal" di pinggir-pinggir jalan. padahal Bank Indonesia tidak memungut biaya dari penukaran uang ini. Kompasianer Tria Cahya Puspita pun menceritakan pengalamannya berbicara langsung dengan salah satu orang yang meminta imbalan dari jasa penukaran uang jelang lebaran.

Jelas penukaran uang dari pihak perorangan/selain Bank Indonesia (BI) ini tidak dibenarkan sesuai undang-undangyang berlaku. Kini BI pun berusaha menjangkau masyarakat dengan bekerjasama dengan Bank-Bank umum dan Bank Daerah unutk pelayanan penukaran uang di berbagai daerah. Sekarang pilihan di tangan Anda para Kompasianer: kalau ada yang gratis, kenapa harus cari yang berbayar kan?

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun