Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jelajah Masjid Nusantara ala Kompasianer

8 Juni 2017   08:56 Diperbarui: 9 Juni 2017   23:00 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang

Meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah di Bulan Ramadan merupakan kewajiban seluruh umat muslim. Tak heran, banyak orang berbondong-bondong pergi ke Masjid untuk Salat Sunnah, Salat Tarawih, hingga I'tikaf atau berdiam diri di 10 malam terakhir Ramadan. Selain menjadi tujuan utama ibadah para Kompasianer dari berbagai daerah di Indonesia, ada juga cerita menarik di balik sejarah masjid dan juga desain arsitekturnya yang menarik. Berikut ini adalah beberapa cerita Kompasianer yang mengeksplorasi masjid-masjid di Nusantara yang telah kami rangkum.  

Masjid Jamik Bengkulu


Kompasianer Kang Nasir mencoba menceritakan sejarah Masjid yang terletak di Bengkulu ini. Meskipun dari segi bentuk bangunan tidak terlalu megah, Masjid Jamik Bengkulu ini ternyata adalah buah karya dari Sang Proklamator, Ir. Soekarno. Sebagai Insinyur Teknik Sipil, ini adalah saksi bisu saat Soekarno diasingkan Belanda di Bengkulu sakitar tahun 1938-1942. Selain memperjuangkan kemerdekaan, syiarIslam pada masa penjajahan juga terlihat di sini. Di dalam masjid ini, terdapat mihrob (tempat berdirinya Imam) berukuran 1,6m x2,5m dan mimbar yang begitu artistik. Dengan gaya arsitektur ala Turki, Masjid ini juga sudah dijadikan cagar budaya oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu.

Masjid Jami Baitusy Syukur, Salatiga

Foto: Dokumentasi kompasianer Bambang Setyawan
Foto: Dokumentasi kompasianer Bambang Setyawan

Kompasianer Bambang Setyawan menggambarkan suasana Masjid Jamik Salatiga di daerah tempat tinggalnya di Salatiga. Masjid ini dibangun oleh Jendral Polisi Budi Gunawan, yang leluhurnya adalah Ki Rono Sentiko, seorang pejuang di masa perang Diponegoro. Meneruskan syiar Islam di tanah leluhur merupakan niat baiknya dengan harapan banyak jamaah yang datang ke sini. Masjid ini memiliki lahan yang luas. Bahkan Masjid ini memiliki fasiitas parkir, food court dan rest area, meskipun fasilitas ini masih dalam proses pembangunan.

Masjid Ramlie Musofa, Jakarta

Foto: Dokumentasi kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang
Foto: Dokumentasi kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang
Masjid ini didirikan seorang mualaf keturunan Tionghoa bernama Ramli Rasidin sebagai ungkapan cinta kepada Sang Pencipta. Misi dibangunnya masjid ini pun sungguh mulia, yaitu membantu para mualaf Tionghoa dalam belajar agama Islam dan juga semua orang yang ingin mendalami agama Islam. Masjid yang terletak di kawasan Sunter, Jakarta Utara ini juga khas akan bangunannya yang memiliki gaya arsitektur dan ornamen ala Taj Mahal, India. Wajar saja jika banyak orang menyebutnya "Taj Mahal Mini". Banyak sekali para jamaah yang tertarik untuk datang, tak terkecuali Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang untuk beribadah dan melihat bisa lebih dekat betapa indahnya masjid ini.

**

Subhanallah, semoga dengan keberadaan masjid-masjid seperti ini menambah kenyamanan umat muslim dalam beribadah serta berdampak positif dalam membangun toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Kompasianer punya cerita menarik lainnya seputar masjid-masjid unik dan bersejarah di sekitarmu? Tuliskan ceritamu di microsite THR Kompasiana (thr.kompasiana.com) dengan menambahkan label "Cerita Ramlan" pada artikel Anda. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi Kompasianer yang menjalankannya.

THRKompasiana (thr.kompasiana.com)
THRKompasiana (thr.kompasiana.com)
Mari tebar hikmah Ramadan di Kompasiana!

(ARD/yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun