Di Indonesia, bulan suci Ramadan sangat identik dengan berbagai hal; mulai dari suasana sore yang ramai karena banyak pasar takjil si sepanjang jalan, suasana sahur yang juga ramai karena beberapa anak-anak berkeliling membangunkan warga untuk sahur, belum lagi suasana kota jelang lebaran yang makin sepi karena ditinggal warganya pulang ke kampung halaman.
Bagaimana dengan di luar negeri saat Ramadan? Beberapa Kompasianer punya cerita menarik selama menunaikan ibadah di bulan Ramadan meskipun jauh dari tanah air.
Ramadan di Inggris
Menjalani hari-hari dengan berpuasa di musim panas menjadi tantangan tersendiri baginya. Durasi jam berpuasa yang panjang (18 hingga 19 jam) serta waktu Salat Tarawih yang terlalu malam membuatnya harus memangkas jam tidurnya. Meskipun begitu, Birmingham yang merupakan kota di Inggris yang dihuni oleh banyak umat Muslim dibanding kota-kota lainnya memiliki banyak tempat untuk berbuka puasa bersama hingga Salat Tarawih berjamaah yang dipimpin oleh Imam yang ternama sekelas Fatih Seferagic.
Suara azan adalah yang paling dirindukan selama di Australia. Setiap hari selama bulan Ramadan, yang ditunggu-tunggu tentu suara ringtoneazan dari smartphone milik pribadi sebagai tanda waktu berbuka puasa.
Saat bulan Ramadan, banyak pusat perbelanjaan yang menjajakan kurma sebagai menu muka puasa. Uniknya, kurma primadona yang dijual justru bukan asli Australia melainkan dari California, Amerika Serikat. Buahnya besar, tidak terlalu manis dan tidak terlalu kering dan keras. Ditambah lagi, kita juga bisa mendapatkan harga diskon di sana.
**