Fenomena kiriman rangkaian bunga yang membludak di Balai Kota Jakarta menggelitik banyak pihak untuk berkomentar. Termasuk para Kompasianer yang ikut menuliskan buah pikirannya di Kompasiana.
Artikel berjudul "Menyingkap Makna di Balik Bunga untuk Ahok" ini menjadi salah satu headline dengan keterbacaan yang tinggi di Kompasiana. Selain itu artikel ulasana teknologi terkini yakni Bluetooth 5.0 juga menghiasai headline Kompasiana hari ini.
Berikut ini adalah ulasan dari artikel-artikel pilihan Kompasiana selengkapnya.
1. Menyingkap Makna di Balik Bunga untuk Ahok
Sebenarnya apa yang bisa dimaknai dari fenomena ini? Penulis artikel ini menganggap ada makna mendalam, yaitu bahwa Ahok - Djarot berhasil mendapatkan kepercayaan publik pada pemerintahannya. Berbeda dengan pemimpin terdahulu yang bahkan pesimistis pada Pemprov DKI Jakarta.
Kepercayaan publik ini modal penting dalam konteks good governance, yang tidak lagi menempatkan pemerintah sebagai aktor tunggal.
2. Belajar dari Pendidikan Dasar di United Kingdom
Berdasarkan pengalaman penulis artikel ini, pendidikan sekolah dasar di UK memang jauh lebih ringan. PR relatif jarang diberikan pada siswa dan guru pun tidak kejar target kurikulum. Bahkan sudah hampir tidak ada sistem belajar hapalan di sana.
Di sana, cara belajar mengarang lebih ditekankan dari pada tata bahasa. Imajinasi anak memang benar-benar dikembangkan. Membaca pun sangat dirangsang bahkan setiap minggu, siswa diberi pinjaman buku jenis novel atau cerita. Inilah alasan mengapa membaca di waktu sengang menjadi kebiasaan di sana.
Ulasan selengkapnya bisa Anda baca lewat tautan berikut ini.
3. Film Kartini Kurang Laris Karena Dian Sastro?
Video ini kemudian menjadi viral dan menuai banyak kecaman. Setelah itu dikabarkan film Kartini yang dibintangi Dian Sastro tidak laris, sontak para penggemar film menyangkutkan dengan kejadian yang menjadi viral tersebut. Tapi benarkah demikian?
Penulis artikel ini menyatakan bahwa video viral itu memang ada hubungannya dengan ketidaklarisan film Kartini ini. Pasalnya Masyarakat terlalu mengidentikkan pemeran film dengan sosok aslinya sehingga menjadikan ekspektasi berlebihan terhadap si selebritis. Kasus Dian Sastro misalnya yang cukup sepele, selain menjadi aktris (baca: pemeran Kartini), Dian Sastro tetap orang biasa yang sama dengan kita. Namun ekspektasi masyarakat malah menyamakan figure Kartini yang dinilai salah diperankan Dian Sastro hanya karena kasus sepele.
4. Kupang, Kota Tanpa Pengemis
Ada yang unik dari Kota Kupang ini. Meski nyaris di setiap kota besar pasti ditemukan ada orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi resmi untuk mendapatkan penghasilan. Tapi, fenomena mengemis dan pengemis ini, menurut penulis selama ia berada di Kupang hampir tidak pernah ia temukan.
Kendati demikian memang ada satu atau dua pengemis yang berkeliaran, namun jumlahnya tidak banyak. Ini kemungkinan adalah dampak dari sistem masyarakat di NTT yang menganut sistem kekerabatan sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan sosial di sana.
5. Bluetooth 5.0, Apa yang Berbeda?
Pertama waktu pairing perangkat bisa dua kali lebih cepat. Ini sangat berguna ketika pengguna akan melakukan transfer data antar perangkat. Kedua jangkauan yang lebih jauh. Bluetooth 5.0 bisa menjangkau perangkat hingga pada jarak 200 meter.
Ketiga bisa dihubungkan dengan dua perangkat sekaligus. Ini berguna ketika Anda tengah menggunakan bluetooth misalnya untuk headset dan ingin menggunakannya dengan perangkat lain.
Ulasan selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan berikut ini
(yud)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI