Di sana, cara belajar mengarang lebih ditekankan dari pada tata bahasa. Imajinasi anak memang benar-benar dikembangkan. Membaca pun sangat dirangsang bahkan setiap minggu, siswa diberi pinjaman buku jenis novel atau cerita. Inilah alasan mengapa membaca di waktu sengang menjadi kebiasaan di sana.
Ulasan selengkapnya bisa Anda baca lewat tautan berikut ini.
3. Film Kartini Kurang Laris Karena Dian Sastro?
Video ini kemudian menjadi viral dan menuai banyak kecaman. Setelah itu dikabarkan film Kartini yang dibintangi Dian Sastro tidak laris, sontak para penggemar film menyangkutkan dengan kejadian yang menjadi viral tersebut. Tapi benarkah demikian?
Penulis artikel ini menyatakan bahwa video viral itu memang ada hubungannya dengan ketidaklarisan film Kartini ini. Pasalnya Masyarakat terlalu mengidentikkan pemeran film dengan sosok aslinya sehingga menjadikan ekspektasi berlebihan terhadap si selebritis. Kasus Dian Sastro misalnya yang cukup sepele, selain menjadi aktris (baca: pemeran Kartini), Dian Sastro tetap orang biasa yang sama dengan kita. Namun ekspektasi masyarakat malah menyamakan figure Kartini yang dinilai salah diperankan Dian Sastro hanya karena kasus sepele.
4. Kupang, Kota Tanpa Pengemis
Ada yang unik dari Kota Kupang ini. Meski nyaris di setiap kota besar pasti ditemukan ada orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi resmi untuk mendapatkan penghasilan. Tapi, fenomena mengemis dan pengemis ini, menurut penulis selama ia berada di Kupang hampir tidak pernah ia temukan.
Kendati demikian memang ada satu atau dua pengemis yang berkeliaran, namun jumlahnya tidak banyak. Ini kemungkinan adalah dampak dari sistem masyarakat di NTT yang menganut sistem kekerabatan sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan sosial di sana.