Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kebiasaan Laki-laki Seperti Ini Akan Hilang Setelah Menikah

10 April 2017   21:36 Diperbarui: 11 April 2017   17:00 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Apabila anak Anda tidak terlalu berprestasi pada bidang akademik tetapi mereka memiliki minat lain, hal inilah yang harus dikembangkan. Anak yang telat berkembang yang dinamakan "late-bloomers" ini merupakan salah satu headline pilihan Kompasiana.

Selain itu, terdapat pula artikel mengenai kondisi pemilu Finlandia yang sangat berbeda dengan Indonesia. Berikut lima headline pilihan Kompasiana.

1. Bersabar dengan "Late-Bloomers"

Sumber: blogdomarcellmota.com
Sumber: blogdomarcellmota.com
Saat ini banyak orang tua terlalu memaksa anak-anaknya untuk menguasai segala bidang, dari dimulai mengikutkan les musik, les bahasa, les matematika, karate, dan les-les lain yang padat dalam satu minggu. Padahal, pernahkah Anda bertanya apakah mereka bahagia menghabiskan usia muda di tengah kecemasan orang tua atas masa depannya?

Kompasianer Harits Masduqi bercerita tentang pengalaman masa mudanya yang memiliki kemampuan akademik biasa saja. Prestasi di sekolah yang tidak terlalu istimewa lantas membuat sang orang tua tidak terlalu mempermasalahkannya.

Karena menurut Harits, banyak anak-anak yang sebenarnya butuh waktu lebih lama untuk mengembangkan kemampuannya dibandingkan teman-teman sebayanya. Ini biasa disebut dengan "late-bloomers" (telat berkembang). Namun ternyata hal ini lah yang menyebabkan Harits memiliki satu keahlian khusus yang membawanya pada kesuksesan saat ini. Baca ulasan selengkapnya di sini.

2. Kebiasaan Laki-laki yang (akan) Hilang Setelah Menikah

game favorit cowok. source : duniaku.net
game favorit cowok. source : duniaku.net
Bagi seorang laki-laki, memutuskan untuk menikah dibuat dengan perhitungan yang sangat matang. Penyebabnya adalah faktor tanggung jawab mereka lebih besar dari perempuan. Karena tentu tugas utama suami adalah mencari nafkah untuk keluarga.

Namun, menurut Kompasianer Koko Anjar, ketika sudah menikah tentu akan terasa perbedaannya dengan masih lajang. Tidak hanya soal tanggung jawab, tetapi rutinitas dan kebiasaan pasti akan berbeda juga. Beberapa hal bisa dilanjutkan, tetapi hal lain yang berdampak negatif tidak bisa dilanjutkan karena dapat menimbulkan konflik dengan istri.

Apa saja kebiasaan laki-laki yang akan hilang setelah menikah? Simak ulasan lengkapnya di sini.

3. Sekelumit Kisah Menjadi Pemilih Pilkada di Negeri Orang

Sumber: http://www.aprt.fi
Sumber: http://www.aprt.fi
Pada 9 April 2017 kemarin, Finlandia mengadakan pemilu serentak untuk memilih perwakilan di tingkat municipality. Pemilu ini berlangsung setiap 4 tahun sekali dan pemilihnya adalah semua orang yang tinggal permanen di Finlandia dan mendapat izin tinggal tipe A.

Kompasianer Hany Ferdinando menceritakan pengalamannya sendiri mengikuti pemilu ini di Finlandia. Bila dibandingkan dengan kampanye di Indonesia seperti saat ini, ternyata sangat berbeda dengan Finlandia. Cara memilihnya pun juga tak kalah menarik.

Perbedaan ini terlihat dari lokasi kampanye, pernak-pernik kampanye, makanan yang disuguhkan, bentuk bilik suara sampai kertas suara. Baca ulasan selengkapnya di sini.

4. Orang Desa atau Kota Akan Bebas dari Depresi jika...

Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)
Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)
Memperingati Hari Kesehatan Sedunia 7 April 2017, Kompasianer Hafid Algristian membahas mengenai dinamika masyarakat desa yang berbatasan paling dekat dengan kota ternyata dapat rentan depresi.

Harapan-harapan baru, ide baru, dan gaya hidup baru ini memberikan dua dampak. Keberuntungan juga kebuntungan. Beruntung untuk mereka yang mampu beradaptasi. Buntung untuk yang tidak dapat beradaptasi.

Kemampuan adaptasi inilah yang dapat mendekatkan antara harapan dan kenyataan. Pilihan warga ini ada dua, yakni bersikap legowo untuk menurunkan harapan atau bersikap pantang menyerah untuk mengubah kenyataan. Selain itu, gap yang terlalu tinggi akan memicu depresi dan masalah mental-emosional lainnya. Simak ulasan selengkapnya di sini.

5. Pesisir Timur Riau: Kedai Kopi dan Sepenggal Histori

Kopi Hitam Khas Pakning, Bengkalis (Dok. Pribadi)
Kopi Hitam Khas Pakning, Bengkalis (Dok. Pribadi)
Dalam perjalanannya menjelajah Pesisir Timur Pulau Sumatera, Kompasianer Hari Akbar Muharam Syah ternyata menemukan kopi di daerah Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis. Kopi yang bertempat di warung sederhana ini ternyata memiliki cita rasa yang tidak main-main.

Kopinya beraroma kuat dan tidak terlalu asam. Gulanya juga pas, dan kopi ini dihargai Rp4.500,00. Biji kopi di sini merupakan biji kopi pilihan yang berasal dari dataran tinggi bukit barisan.

Selain itu, Hari Akbar melihat tak ada hegemoni mayoritas atau minoritas di pesisir Timur sepanjang Siak Bengkalis. Suku Tionghoa yang mayoritas ada di sini sangat terasa keberadaannya. Keberadaan klenteng, aroma dupa, dan hio serta alunan musik-musik etnik kental terasa. Baca ulasan lengkapnya di sini.

(FIA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun